Jakarta Nilai tukar Rupiah (IDR) mengalami penguatan di awal pekan pada Senin, 16 Juni 2025. Rupiah ditutup menguat 39 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat melemah 7 point dilevel Rp16.265 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.310.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.220 – Rp16.270,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (16/6/2025).
Penguatan Rupiah terjadi meski Timur Tengah dikejutkan oleh serangan baru oleh Israel dan Iran selama akhir pekan.
Serangan rudal Iran di Tel Avi, Israel dan kota pelabuhan Haifa memicu kekhawatiran di antara para pemimpin dunia pada pertemuan G7 pekan ini.
Ketegangan Iran-Israel telah memicu kekhawatiran tentang gangguan di Selat Hormuz, di mana dekitar seperlima dari total konsumsi minyak dunia, atau sekitar 18 hingga 19 juta barel per hari (bpd) minyak, kondensat, dan bahan bakar, melewati selat tersebut.
“Fokus minggu ini adalah pada serangkaian pertemuan bank sentral, dimulai dengan Bank Jepang pada hari Selasa. Federal Reserve akan memutuskan suku bunga pada hari Rabu, sementara Bank of England, Bank Nasional Swiss, dan Bank Rakyat China juga akan memutuskan suku bunga akhir minggu ini,” papar Ibrahim.
Di Asia, data resmi terbaru menunjukkan produksi industri China tumbuh sedikit lebih rendah dari yang diharapkan pada bulan Mei 2025, di tengah meningkatnya tekanan dari tarif perdagangan AS.
“Namun, pertumbuhan penjualan ritel China melampaui ekspektasi, menandakan ketahanan dalam belanja konsumen meskipun ketidakpastian ekonomi meningkat,” Ibrahim menyoroti.
Adapun AS dan China pekan lalu mengumumkan beberapa kemajuan dalam negosiasi perdagangan mereka, meskipun tidak ada kesepakatan permanen yang diumumkan.