Jakarta – Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Irjen Pol (Purn) Aan Suhanan, mengatakan Program Buy The Service (BTS) yang digagas Kementerian Perhubungan sempat mendapat penolakan di sejumlah daerah.
Banyak pemerintah daerah (pemda) menilai program ini tidak menarik dan sulit dijalankan, terutama karena belum dipahami manfaat jangka panjangnya. Beberapa daerah bahkan menolak mentah-mentah, menganggap program BTS tersebut hanya akan menjadi beban baru.
Awalnya ditolak, banyak yang menolak karena program ini pun tidak seksi, tapi manfaatnya untuk masyarakat luar biasa, kata Aan dalam diskusi Masa Depan mobilitas Kota, di Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Namun, setelah lima tahun berjalan, program BTS mulai menunjukkan hasil konkret. Daerah-daerah yang dulu ragu kini bisa merasakan manfaatnya, terutama dalam menyediakan moda transportasi massal yang terjangkau, aman, dan nyaman bagi warganya.
Bahkan, sebagian sudah mengelola layanan ini secara mandiri tanpa bergantung penuh pada bantuan pusat.
Dan setelah lima tahun baru dirasakan manfaat ini. Jadi ini terima kasih kepada daerah yang sudah menerima, dan sekarang sudah mandiri, banyak kota-kota yang melaksanakan prorgam BTS ini secara mandiri, ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa BTS kini telah diterapkan di 14 kota di Indonesia. Penerimaan masyarakat pun semakin positif, seiring dengan meningkatnya pemahaman akan pentingnya sistem transportasi massal yang terorganisasi.