Jakarta Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan Roslani menyoroti kondisi perekonomian global yang dihadapi berbagai tantangan, mulai dari ketidakpastian geopolitik hingga disrupsi teknologi dan ekonomi.
“Lanskap global saat ini dipenuhi dengan berbagai tantangan, mulai dari ketidakpastian geopolitik, perubahan iklim, hingga disrupsi teknologi dan ekonomi. Dalam situasi seperti ini, kita dituntut untuk menemukan sumber pertumbuhan baru yang inklusif, berkelanjutan, dan tangguh,” ujar Rosan saat pembukaan BSI International Expo 2025 di JCC Senayan, Kamis (26/6/2025).
Lebih lanjut, Rosan menekankan bahwa kemajuan industri keuangan syariah memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Hal ini sekaligus mengacu pada Roadmap Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Ekonomi dan Keuangan Syariah 2025–2045.
Rosan, yang juga menjabat sebagai CEO Danantara, mengaku optimis Indonesia memiliki peluang untuk menempati peringkat pertama dalam industri halal global.
Rosan mencatat, Indonesia masih berada pada nomor tiga di global halal industri. Hal ini meski negara itu telah memiliki potensi lebih dari 80% konsumen Indonesia yang telah menyadari pentingnya produk halal.
Oleh karena itu, penguatan ekosistem halal tidak bisa dilakukan secara parsial. Ia menyebut, diperlukan sinergi antara regulator, pelaku usaha, konsumen, dan lembaga keuangan.
“BSI International Expo 2025 dirancang sebagai wadah pertemuan antara pelaku usaha, komunitas, regulator, dan masyarakat dalam membangun ekosistem halal yang menyeluruh dan berkelanjutan,” tuturnya.