Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku terkejut atas langkah China yang mengejutkan dengan memberlakukan kontrol ekspor luas terhadap tanah jarang (rare earth). Ia menuduh China mulai “bersikap sangat bermusuhan.”
Namun, menurut Pemerintah China, justru perluasan pembatasan Amerika Serikat terhadap perusahaan-perusahaan China yang memperburuk suasana dan memicu Negeri Tirai Bambu memperketat kendali atas mineral penting yang menjadi bahan baku berbagai elektronik, otomotif, hingga semikonduktor.
Dalam eskalasi cepat akhir pekan lalu, Trump menyatakan siap mengembalikan tarif terhadap China ke level tiga digit akibat kebijakan baru Beijing tersebut. China pun membalas untuk bersumpah mengambil “tindakan yang sesuai.” Demikian mengutip dari CNN, Selasa (14/10/2025).
Ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia itu kembali mengguncang pasar, memicu kekhawatiran gangguan produksi global, dan membangkitkan bayang-bayang perang tarif seperti musim semi lalu ketika pungutan bea impor kedua negara sempat mencapai tingkat yang setinggi embargo dagang.
Situasi ini juga mengancam kemajuan perundingan yang telah dibangun selama berbulan-bulan dan menimbulkan tanda tanya soal jadi tidaknya pertemuan antara Presiden China, Xi Jinping, dan Trump di Korea Selatan akhir bulan ini.
Donald Trump sempat mengisyaratkan pertemuan mungkin dibatalkan, tapi Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan kepada Fox News pada Senin ia masih yakin pertemuan tetap berlangsung.
Kementerian Perdagangan China pada Selasa menyatakan tetap terbuka untuk dialog, namun menegaskan AS tak bisa mengajak bicara sambil mengancam tindakan baru.
China Menilai AS Penyebab Ketegangan
Menurut para analis, sebagian besar eskalasi saat ini bisa dihindari jika pemerintahan Trump tidak menambah daftar panjang entitas China yang masuk kontrol ekspor pada akhir September. Jumlah perusahaan yang terdampak di China melonjak dari sekitar 3.000 menjadi beberapa ribu lagi.




:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5196529/original/079161000_1745411035-Screenshot_20250423_185435_YouTube.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4816480/original/079795300_1714383491-fotor-ai-2024042913369.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1377604/original/096138700_1476789163-20161018-Ekspor-impor-RI-melemah-di-bulan-september-Angga-5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5160786/original/001755100_1741840350-WhatsApp_Image_2025-03-13_at_10.14.50.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5144914/original/086607600_1740648919-WhatsApp_Image_2025-02-27_at_08.46.35__1_.jpeg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/976573/original/043185800_1441279137-harga-emas-5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5196554/original/086520400_1745413930-20250423-Perkotaan-ANG_1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5002972/original/087019100_1731428239-WhatsApp_Image_2024-11-12_at_22.55.14.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5393783/original/089320700_1761611913-Menteri_Keuangan_Purbaya_Yudhi_Sadewa_saat_ditemui_di_kantor_Kementerian_Keuangan__Selasa__28102025_.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5394042/original/018682800_1761624164-1000019693.jpg)