Jakarta – Pemerintah Indonesia membidik cetak sawah seluas 400 ribu hektar dengan anggaran senilai Rp 10 triliun pada 2026.
Demikian disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman seperti dikutip dari Antara pada Selasa (21/10/2025).
BACA JUGA:Harga Pupuk Turun 20%, Ini Tanggapan HKTI Jabar
BACA JUGA:27 Ribu Anak Muda jadi Petani, Pendapatannya hingga Rp 20 Juta
BACA JUGA:Mentan Amran Bawa Kabar Baik: Harga Pupuk Turun 20% Mulai Hari Ini 22 Oktober 2025
BACA JUGA:Kesal, Mentan Amran Marah Cabut Ribuan Izin Kios Pupuk Bikin Rugi Rp600 Miliar
BACA JUGA:Rapat Perdana Amran Sulaiman Bersama Pejabat Bapanas: Wanti-Wanti Harga Pangan Strategis
Amran menuturkan, lokasi cetak sawah tersebut akan tersebar di beberapa daerah Indonesia, termasuk lahan yang akan menjadi lokasi food estate.
Di Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan. Anggarannya kurang lebih Rp 10 triliun, ujar dia.
Pemerintah telah menetapkan luasan cetak sawah sebesar 225 ribu hektar pada 2025. Program ini akan dilanjutkan dengan cetak sawah selanjutnya untuk mewujudkan swasembada pangan.
Pemerintah akan mempercepat pembangunan sawah baru di daerah-daerah yang selama ini mengalami lonjakan harga akibat keterbatasan produksi dan tingginya biaya logistik.
Presiden Prabowo Subianto mendorong swasembada pangan di seluruh pulau, tidak hanya beras, tetapi juga minyak goreng, protein, dan komoditas lainnya, sehingga wilayah tersebut menjadi mandiri dan tidak terbebani biaya angkut.
Pada Senin, 29 September 2025, Prabowo mengatakan akan memperluas program cetak sawah baru mencapai 480 ribu hektare. Saat ini, cetak sawah yang telah berhasil mencapai 280 ribu hektare yang berdampak pada peningkatan produksi beras tertinggi sepanjang sejarah.
Berdasarkan catatan, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan peningkatan produksi beras total sebesar 14,49 persen pada Januari-Juli 2025, yakni mencapai 21,76 juta ton, dengan rekor tertinggi 13,95 juta ton pada Januari-April 2025.
Di sisi lain, produksi beras yang tinggi tersebut membuat Bulog kekurangan gudang penyimpanan. Oleh karenanya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5 triliun agar Bulog dapat membangun 100 gudang baru.