Jakarta – Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta Achmad Nur Hidayat, menyoroti pidato Presiden Prabowo dalam nota keuangan 2026 beberapa waktu lalu.
Diketahui dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto menyebut istilah “serakahnomics” yang merangkum kerakusan pelaku pasar yang menumpuk keuntungan dengan mengorbankan konsumen. Pesan intinya jelas yakni, negara boleh pro-pasar, tetapi tidak tunduk pada rente.
“Catatan kakinya, izin khusus harus dibarengi definisi “skala besar” yang terang, standar mutu dan takaran yang baku, tata kelola pengawasan yang dapat diaudit, masa transisi yang realistis, serta pagar persaingan usaha agar intervensi cerdas tidak menjelma hambatan masuk atau konsolidasi pasar yang berlebihan,” kata Achmad dalam keterangannya, Senin (18/8/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti terkait anggaran pendidikan 2026 sekitar Rp757,8 triliun, terbesar sepanjang sejarah dalam Rancangan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) atau RAPBN 2026.
Dia menuturkan, pengelolaan anggaran yang “besar” harus dipasangkan dengan “tepat”. Ada tiga pekerjaan rumah yang menjadi perhatian, yakni pertama, komposisi belanja yaitu seberapa besar yang benar-benar menyentuh ruang kelas, kurikulum, pelatihan guru, perangkat belajar, dibandingkan belanja rutin.