Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi di tahun 2026, negara membutuhkan tambahan investasi baru minimal Rp 7.500 triliun.
“Pertumbuhan ekonomi tinggi tidak mungkin tercapai tanpa pertumbuhan investasi yang signifikan. Komponen investasi menyumbang 30% terhadap PDB, sehingga harus tumbuh 5,9% year-on-year,” jelas Sri Mulyani dalam Sidang Paripurna DPR, Selasa (1/7/2025), seperti dikutip dari Antara.
Salah satu instrumen utama yang diandalkan pemerintah untuk mendatangkan investasi adalah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Lembaga ini difokuskan pada sektor strategis dengan nilai tambah tinggi yang diharapkan mampu menyerap investasi dalam dan luar negeri secara signifikan.
Selain investasi, konsumsi rumah tangga juga menjadi pilar penting karena menyumbang sekitar 55% terhadap PDB. Pemerintah menargetkan konsumsi tumbuh 5,5% dengan cara:
- Meningkatkan kesempatan kerja
- Menjaga daya beli masyarakat
- Menekan inflasi
- Menyalurkan bantuan sosial dan subsidi energi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) disebut akan memberi efek ganda dengan menciptakan rantai pasok di berbagai daerah dan menyerap sekitar 1,7 juta tenaga kerja. Program ini akan dilengkapi dengan:
- Pembangunan 80 ribu Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih
- Penyaluran KUR untuk 2,3 juta debitur
- Program sosial seperti PKH, kartu sembako, dan bantuan subsidi upah
“Jika konsumsi dan investasi digabung, kontribusinya mencapai 85% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Menkeu.