Jakarta Para pelaku industri menyoroti banyak hambatan investasi di Indonesia, sehingga akan sangat sulit guna memetik pertumbuhan 8% hingga 2030 sebagaimana dipatok pemerintah.
Para elaku industri mengungkapkan persoalan hambatan investasi bukan sekadar premanisme, melainkan pula inkonsistensi kebijakan termasuk ketidakselarasan pusat dan daerah.
Peristiwa premanisme yang menimpa salah satu manufaktur petrokimia di Cilegon, Banten beberapa waktu lalu, jadi pemantik pemerintah membereskan berbagai persoalan hambatan investasi.
“(Peristiwa Cilegon), harus jadi momen membenahi persoalan banyak hambatan investasi,” ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Sarman Simanjorang dikutip Senin (26/5/2025).
Dia mengatakan, sejumlah kendala tersebut dapat memengaruhi kinerja pertumbuhan ekonomi nasional yang ditargetkan tumbuh hingga 8% dalam 5 tahun ke depan.
Pertumbuhan ekonomi kita yang ditargetkan 8% dalam 5 tahun ke depan, hitung-hitungan kita itu investasi dibutuhkan sekitar Rp13.000 triliun sampai Rp14.000 triliun, itupun kalau ICOR-nya 3, kata Sarman.
Sementara itu, ICOR atau incremental capital output ratio, yang menjadi alat ukur tingkat efisiensi investasi suatu negara, di Indonesia masih tinggi yakni di atas 6. Sementara negara-negara Asean berkisar 3-4 yang artinya biaya investasi lebih efisien.