Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat DKI Jakarta deflasi sebesar -0,05% (mtm) pada Agustus 2025, setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi 0,11% (mtm).
Namun, penurunan harga tidak berlangsung lebih dalam karena adanya dorongan inflasi dari sektor pendidikan. Kelompok pendidikan menyumbang inflasi 0,96% (mtm), jauh lebih tinggi dibandingkan bulan Juli yang hanya 0,31% (mtm).
Kenaikan tersebut dipicu penyesuaian biaya pendidikan dasar hingga menengah seiring dimulainya tahun ajaran baru. Orang tua siswa di Jakarta pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk keperluan sekolah, mulai dari uang pangkal, seragam, hingga perlengkapan belajar. Kondisi ini menjadi salah satu faktor yang menahan deflasi lebih lanjut di ibu kota.
Kelompok Pendidikan mencatat inflasi 0,96% (mtm), lebih tinggi dibandingkan Juli sebesar 0,31% (mtm), seiring penyesuaian biaya sekolah dasar dan menengah pada awal tahun ajaran baru, kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Iwan Setiawan, dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Kendati demikian, inflasi pada sektor pendidikan merupakan pola musiman yang hampir selalu terjadi pada periode awal tahun ajaran. Meski demikian, inflasi tahunan Jakarta tetap terkendali di angka 2,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional 2,31% (yoy).
Dengan kata lain, tekanan dari sektor pendidikan tidak mengganggu stabilitas harga secara keseluruhan. Pemerintah daerah bersama Bank Indonesia memastikan bahwa laju inflasi tetap dalam sasaran 2,5 ± 1% (yoy).
Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jakarta secara tahunan tercatat sebesar 2,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan nasional 2,31% (yoy) serta tetap terjaga dalam rentang sasaran inflasi 2,5+ 1 % (yoy), ujarnya.