Jakarta Kementerian Perindustrian kembali menggelar Ministerial Lecture dengan tema “Strategi Pembangunan Industri Nasional” di Jakarta, Selasa (26/8). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas (PKTBT) untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kemenperin.
Ministerial Lecture menjadi pembekalan awal bagi CPNS untuk memahami nilai-nilai dasar ASN, pengetahuan mengenai tugas dan fungsi jabatan serta substansi organisasi Kemenperin.
Melalui kegiatan ini pula, para CPNS diberikan pengetahuan dasar mengenai arah kebijakan strategi industri nasional untuk memperkuat peran mereka sebagai insan pembangun sektor industri dalam negeri.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam pembukaannya menjelaskan bahwa sektor industri manufaktur merupakan powerhouse utama pada perekonomian nasional serta menciptakan nilai tambah signifikan.
Pada tahun 2024 nilai tambah manufaktur (Manufacturing Value Added/MVA) Indonesia telah mencapai USD 265,07 miliar dan menempatkan Indonesia pada posisi ke-13 sebagai negara dengan nilai MVA tertinggi.
Sementara pada Triwulan II 2025 sektor industri manufaktur pengolahan non migas mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,60% (YoY), lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12%. Sektor industri nasional juga mencatatkan kontribusi terhadap PDB nasional sebesar 16,92%.
“Sektor industri tidak hanya menjadi kontribusi utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional, namun juga menyerap tenaga kerja berjumlah besar dan memiliki multiplier effect yang mendorong pertumbuhan pada berbagai sektor lainnya,” jelas Menperin.