Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan berencana menggodok lagi satu harga acuan beras nasional. Nantinya, harga eceran tertinggi (HET) tidak akan mengacu zonasi penjualan lagi.
Rencana tersebut, kata dia, akan dibahas mulai 2026, tahun depan. Dengan satu harga acuan ini, harapannya harga beras tidak melambung mahal di daerah terluar RI.
BACA JUGA:Indonesia Tak Impor Beras Industri pada 2026
BACA JUGA:6 Gebrakan Mentan Amran sepanjang 2025
BACA JUGA:Stok Beras Tembus 3,39 Juta Ton di Akhir 2025, Terbesar dalam Sejarah
BACA JUGA:Bulog Dapat Kenaikan Margin Fee Jadi 10% dari Penugasan Cadangan Beras
Kita akan hitung agar nanti beras ini bisa satu harga di seluruh Indonesia. Jangan sampai nanti saudara-saudara kita daerah 3T, tertinggal, terluar, terdepan itu, tertinggal, terluar, termiskin, tapi membayar lebih mahal gitu. Nah nanti kita akan rapat berikutnya tahun 2026, ungkap Zulkifli di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Jakarta, Senin (29/12/2025).
Informasi, saat ini HET beras ditetapkan untuk beras medium sebesar Rp 13.500 per kilogram (kg) di Zona 1 meliputi Jawa, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, hingga Nusa Tenggara Barat. Rp 14.000 per kg di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur.
Sementara itu, HET beras di Zona 3 ditetapkan sebesar Rp 15.500 per kg berlaku di wilayah Maluku dan Papua. Zulkifli bilang, HET zonasi tersebut bisa saja digantikan dengan satu harga acuan beras.
Kita akan berusaha ke situ. Ya maka ditunggu rapat berikutnya. Iya, sekarang belum (berlaku 1 HET beras). Nanti kan rapat dulu ya, ujarnya.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/10/03/437355831.jpg)
/2025/09/18/1600673805.jpg)
/2025/04/21/1234404100.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1806485/original/046571100_1513672856-20171219-Rayakan-Natal-Sambil-Main-Salju-di-Dalam-Mal--Fanani-1.jpg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/3236320/original/081828600_1599970562-New_Project__9_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5457452/original/000089500_1767001696-IMG_3203.jpeg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5377094/original/099678000_1760075944-1000018120.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5457831/original/061087900_1767059706-04b2abd5-8e52-4017-9f04-51667654d0cd.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3181747/original/031242800_1594892569-20200716-Rupiah-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3545720/original/056823400_1629425275-059440700_1560940276-20190619-Rupiah-Menguat-di-Level-Rp14.264-per-Dolar-AS1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2849793/original/011745700_1562754395-20190710-Rupiah-Stagnan-Terhadap-Dolar-AS6.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4013695/original/083702900_1651632388-000_329D9V2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/976573/original/043185800_1441279137-harga-emas-5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2890385/original/036007700_1566535931-20190823-Harga-Emas-Antam-Turun-Rp-4.000-per-Gram5.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/976572/original/043059500_1441279137-harga-emas-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2375574/original/030742400_1538739776-20181005-Emas-Antam-5.jpg)