Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa meski secara nasional terjadi deflasi sebesar 0,08 persen pada Agustus 2025, beberapa komoditas justru tetap mencatat kenaikan harga. Dua di antaranya adalah bawang merah dan beras, yang menjadi faktor penahan deflasi lebih dalam.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut bawang merah memberikan andil inflasi 0,05 persen dengan kenaikan harga hingga 7,59 persen. Sementara beras mencatat inflasi 0,73 persen dengan andil 0,03 persen terhadap inflasi bulanan.
Pada Agustus 2025 terjadi inflasi untuk komoditas bawang merah yaitu sebesar 7,59 persen dengan andil inflasi sebesar 0,05 persen. Sedangkan untuk komoditas beras, umumnya mengalami inflasi di setiap bulan Agustus dan di bulan Agustus 2025 ini juga kembali mengalami inflasi sebesar 0,73 persen dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen, kata Pudji dalam konferensi pers BPS, Senin (1/9/2025).
Lebih lanjut Pudji menjelaskan, selain bawang merah, beras juga tercatat sebagai komoditas penyumbang inflasi pada Agustus 2025. Harga beras naik 0,73 persen dengan andil inflasi 0,03 persen. Pola ini konsisten dengan tren historis, di mana beras hampir selalu mengalami inflasi pada bulan Agustus.
Sebagai bahan pangan utama, pergerakan harga beras memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Meskipun kenaikan pada bulan ini relatif lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, tetap ada potensi tekanan jika pasokan tidak dijaga dengan baik.