Jakarta – Pertumbuhan di negara-negara Asia Timur dan Pasifik melambat seiring lingkungan eksternal yang kurang mendukung dan kesulitan domestik yang ada.
Sentimen eksternal yang akan pengaruhi kawasan ini mulai dari peningkatan pembatasan perdagangan, meningkatnya ketidakpastian kebijakan ekonomi global dan perlambatan pertumbuhan global.
BACA JUGA:Bank Dunia: Anak Muda di Asia Timur dan Pasifik Sulit Dapat Kerja
BACA JUGA:Bank Dunia: Ekonomi China Akan Tumbuh 4,8% pada 2025
BACA JUGA:Bank Dunia: Indonesia Perlu Ambisius Membuka Perdagangan dan Mengurangi Dominasi BUMN
BACA JUGA:Bank Dunia Dorong Reformasi Struktural untuk Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
BACA JUGA:Tantangan Fiskal Indonesia: Bank Dunia Dorong Perubahan Arah Belanja Publik
BACA JUGA:Bank Dunia Naikkan Proyeksi Ekonomi Indonesia di 2025, Ini Alasannya
Dalam laporan Bank Dunia bertajuk World Bank East Asia and The Pacific Economic Update October 2025, ekonomi China diprediksi turun dari 4,8% pada 2025 menjadi 4,2% pada 2026. Hal ini seiring perlambatan pertumbuhan ekspor dan kemungkinan pengurangan stimulus fiskal mengingat meningkatnya utang publik. Selain itu, perlambatan struktural yang berkelanjutan.
Bank Dunia juga prediksi, ekonomi negara lainnya di kawasan ini akan tumbuh 4,4% pada 2025 dan 4,5% pada 2026 dalam menghadapi ketidakpastian kebijakan ekonomi global dan pertumbuhan global yang lebih lambat. Selain itu, meningkatnya ketidakpastian politik dan kebijakan domestik terutama di Indonesia dan Thailand.
Bank Dunia prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,8% pada 2025, demikian juga 2026 di kisaran 4,8%.
Sementara itu, ekonomi negara-negara kepulauan Pasifik akan tumbuh 2,7% pada 2025 dan 2,8% pada 2026. Hal ini seiring negara-negara di Pasifik masih rentan terhadap kondisi global dan peristiwa terkait iklim.
Bank Dunia melihat negara-negara di Asia Timur dan Pasifik dapat menempa jalur yang dinamis di tengah lingkungan eksternal yang sulit.
“Namun, mendukung pertumbuhan jangka pendek melalui langkah-langkah fiskal dapat memberikan manfaat pembangunan yang kurang berkelanjutan dibandingkan reformasi domestik yang lebih mendalam,” demikian seperti dikutip.
Bank Dunia menyebutkan, pertumbuhan di beberapa negara Asia Timur dan Pasifik relatif tinggi, tetapi langkah-langkah untuk mempertahankan pertumbuhan saat ini mungkin tidak kondusif bagi pertumbuhan masa mendatang.
“Di China dan Indonesia, misalnya pertumbuhan saat ini (sekitar 5 persen per tahun) melebihi perkiraan potensi pertumbuhan, sebagian besar berkat dukungan pemerintah,” demikian seperti dikutip.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/10/03/437355831.jpg)
/2025/09/18/1600673805.jpg)
/2025/04/21/1234404100.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5392202/original/095230900_1761405251-1bcf2b98-7b87-447a-bb8d-c38cc995324e.jpeg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/4473781/original/039018600_1687249156-SEC_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5448011/original/011522500_1765973873-WhatsApp_Image_2025-12-17_at_18.02.38.jpeg)





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5447493/original/035341900_1765957483-IMG-20251217-WA0009.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5427287/original/007622500_1764345082-Gubernur_Bank_Indonesia_Perry_Warjiyo.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3000972/original/026902200_1576748930-20191219-BI-Pertahankan-Suku-Bunga-Acuan-di-5-Persen-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5303845/original/091163900_1754130203-Gemini_Generated_Image_4fgq6p4fgq6p4fgq.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4983415/original/005222400_1730112240-fotor-ai-20241028174255.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2758723/original/074430400_1553243544-FBI.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5133410/original/3400_1739534894-DALL__E_2025-02-14_19.06.08_-_A_digital_illustration_of_stablecoins__featuring_Tether__USDT___USD_Coin__USDC___and_DAI._The_coins_are_displayed_in_a_futuristic_financial_setting_wi.jpg)