Jakarta Industri baja Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan. Di tengah ketatnya kebijakan proteksi dagang global, produk baja lapis buatan dalam negeri berhasil menembus pasar Amerika Serikat (AS), salah satu pasar paling menantang di dunia.
Kesuksesan ini ditandai dengan ekspor baja lapis oleh PT Tata Metal Lestari (TML) ke Amerika Serikat sebanyak 10.000 ton dengan nilai mencapai USD12,6 juta. Ekspor ini merupakan bagian dari target perusahaan sepanjang tahun 2025 yang mencapai 69.000 ton, naik 133% dibandingkan realisasi tahun 2024.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pencapaian ini menunjukkan ketangguhan industri nasional di tengah gejolak perdagangan dunia, termasuk tarif tinggi yang dikenakan AS terhadap baja melalui kebijakan Section 232.
“Untuk meningkatkan daya saing, para pelaku industri nasional harus bisa lebih efisien dalam proses produksinya sehingga nilai tambah produk yang dihasilkan menjadi lebih tinggi,” ujar Menperin dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (20/7/2025).
Ia mengapresiasi kemampuan Presiden Prabowo Subianto dalam melakukan negosiasi dengan Presiden AS Donald Trump, yang menurutnya berhasil membawa Indonesia memperoleh tarif bea masuk yang lebih rendah dibandingkan negara pesaing.
“Oleh karena itu, industri nasional perlu mengoptimalkan ekspor produknya ke pasar Amerika guna memanfaatkan tarif bea masuk yang rendah bagi Indonesia dibanding negara lain,” lanjut Agus.