Jakarta – Konsumsi emas di China mengalami pergeseran signifikan pada semester pertama 2025, menunjukkan penurunan sebesar 3,54% menjadi 505,21 ton.
Data terbaru dari China Gold Association (CGA) ini menyoroti perubahan dalam pola permintaan emas di China. Penurunan konsumsi ini terutama dipicu oleh anjloknya permintaan emas perhiasan, yang merosot tajam sebesar 26% dibandingkan paruh pertama 2024 menjadi199,83 ton.
Kondisi ini selaras dengan laporan dari Ray Jia, Kepala Riset China di World Gold Council (WGC), yang juga mengonfirmasi kemerosotan pasar perhiasan emas di China.
Ia menyebutkan, pasar perhiasan emas China turun pada semester pertama 2025. Arus masuk harga emas acuan Shanghai dan ETF keduanya mencatat rekor dua kali lipat pada semester pertama.
Jika menunjukkan penarikan emas dari Shanghai Gold Exchange (SGE) mencapai 678 ton selama semester pertama 2025, penurunan 18% secara tahunan dan 22% di bawah rata-rata 10 tahun.
“Permintaan perhiasan emas telah melemah di tengah melonjaknya harga emas. Belanja konsumen hati-hati dan konsolidasi industri yang berkelanjutan,” ujar dia.
Ray menuturkan, kelemahan sektor perhiasan sebagian diimbangi oleh kekuatan investasi. Reli harga emas meningkatnya permintaan aset safe haven, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China terutama pada April dan kinerja aset domestik lainnya yang lesu mendukung penjualan emas batangan dan koin.
Sebaliknya, permintaan emas untuk tujuan investasi, seperti batangan dan koin, menunjukkan pertumbuhan.
Pergeseran ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk kenaikan harga emas yang mencapai rekor tertinggi, perlambatan ekonomi domestik, dan perubahan preferensi konsumen. Ketidakpastian ekonomi global dan strategi de-dolarisasi China juga turut memengaruhi keputusan pembelian emas, mendorong konsumen dan institusi untuk memprioritaskan emas sebagai aset lindung nilai.
Di sisi lain, konsumsi emas untuk keperluan industri dan lainnya naik 2,59% dari tahun sebelumnya menjadi 41,14 ton pada semester pertama 2025, menurut CGA.