Jakarta Uniswap mengonfirmasi bahwa mereka telah menjadi bursa terdesentralisasi (DEX) pertama yang berhasil mencapai volume perdagangan sebesar USD 3 triliun. Biasanya, bursa terdesentralisasi sulit mencatat volume perdagangan yang besar karena menghadapi tantangan seperti likuiditas yang rendah, kecepatan transaksi yang lambat, kemacetan jaringan, dan risiko regulasi.
Sementara itu, bursa tersentralisasi seperti Binance telah mencatatkan volume perdagangan lebih dari USD 100 triliun, DEX seperti Uniswap justru kesulitan untuk mencapai angka yang jauh lebih kecil. Namun, sejak pandemi berakhir, tren mulai berubah.
Semakin banyak orang yang mempercayai platform DEX seperti Uniswap. Hari ini, penemu sekaligus CEO Uniswap, Hayden Adams, mengonfirmasi melalui platform X bahwa Uniswap telah menjadi DEX pertama yang mencetak volume perdagangan USD 3 triliun.
DEX Pertama yang Menembus USD 3 Triliun
Pencapaian ini menunjukkan bahwa bursa terdesentralisasi mulai mendapatkan tempat di sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi). Di tengah pertumbuhan sektor DEX, Uniswap tetap mendominasi dengan pangsa pasar hampir seperempat dari total volume perdagangan DEX secara global.
Melansir Coingape, Rabu (14/5/2025), Uniswap pertama kali menembus angka USD 1 triliun pada Mei 2022, disusul USD 2 triliun pada April 2024. Pertumbuhannya mengikuti pola yang berpotensi dua kali lipat setiap dua tahun.
Lonjakan besar dalam aktivitas perdagangan kripto sejak November 2024 disebut sebagai faktor utama yang mendorong pertumbuhan volume Uniswap, sebagaimana juga terjadi pada banyak platform dan bursa lainnya. Token kripto utama, Bitcoin, mengalami reli yang luar biasa lebih dari 50% dalam tujuh bulan terakhir hingga mencapai harga USD 105.000.