Jakarta – Pasar kripto dinilai belum merespons euforia besar seperti yang diharapkan banyak investor terkait shutdown pemerintah Amerika Serikat (AS) atau penutupan pemerintah AS yang berakhir. Hal ini setelah 43 hari penuh ketegangan, Presiden AS Donald Trump akhirnya menandatangani Rancangan Undang-Undang (RUU) pendanaan yang mengakhiri shutdown terpanjang dalam sejarah Negeri Paman Sam.
Bitcoin (BTC) sempat mencatatkan rebound tipis ke kisaran USD 102.400 atau sekitar Rp 1,71 miliar (kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.730), naik sekitar 1% dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, harga BTC belum mampu menembus kembali level psikologis penting di atas USD 106.000. Harga Ethereum naik 2% ke posisi USD 3.450, sementara itu, harga XRP melambung 4% ke posisi USD 2,44.
BACA JUGA:Korea Selatan Genjot Adopsi Stablecoin, Hadapi Persaingan AS dan Jepang
BACA JUGA:ChatGPT Bocorkan Kripto Terbaik 2025: SOL dan CRO Meroket, Tapi Ada Idola Baru
BACA JUGA:Draf RUU Struktur Pasar Kripto AS Dirilis, Simak 5 Poin Pentingnya
Data meski tampak hijau, Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menilai, kenaikan ini masih bersifat teknikal dan belum mencerminkan perubahan tren yang solid.
Rebound Bitcoin kali ini lebih bersifat dead cat bounce, kenaikan sesaat setelah tekanan jual besar. Sentimen global memang mulai pulih setelah shutdown AS berakhir, tapi kekuatan fundamental Bitcoin belum cukup kuat untuk menembus resistensi di atas USD 106.000 atau sekitar Rp 1,77 miliar,” kata Fyqieh, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (13/11/2025).
Pemerintah AS Aktif Lagi, tapi Pasar Kripto Masih Ragu
Berakhirnya shutdown membuat sejumlah lembaga penting seperti SEC dan CFTC kembali beroperasi. Ini artinya, proses persetujuan ETF spot Bitcoin yang sempat tertunda kini bisa kembali berjalan.
Namun, menurut Fyqieh, efeknya tidak akan langsung terasa. Investor masih menunggu kepastian dari SEC soal ETF kripto dan arah kebijakan fiskal AS ke depan. Dengan DXY (Indeks Dolar AS) yang terus menguat, banyak pelaku pasar justru memilih menahan posisi di aset berisiko seperti Bitcoin, ujar dia.
Dolar AS yang menguat biasanya menekan minat terhadap aset alternatif seperti kripto. Hal ini terbukti dari data pasar, di mana inflow ke ETF Bitcoin senilai USD 524 juta atau Rp 8,76 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.732) belum mampu mendongkrak harga secara signifikan.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/10/03/437355831.jpg)
/2025/09/18/1600673805.jpg)
/2025/04/21/1234404100.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4949152/original/060298800_1726838740-Depositphotos_507983726_L.jpg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5440006/original/059264700_1765419231-Tusam_Hutani_Lestari.png)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3149798/original/009852000_1591853345-20200611-Harga-Emas-Antam-Naik-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5427124/original/035585000_1764327483-Menteri_Koordinator_Bidang_Perekonomian_Airlangga_Hartarto-28_november_2025.png)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/3975034/original/086610900_1648205536-20220325-Harga-emas-pegadaian-naik-ANGGA-2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5219631/original/022997400_1747221145-20250514-Harga_Emas-ANG_3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4349647/original/096522800_1678186856-20230307-Harga-Cabai-Ramadan-Angga-2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3324618/original/083189900_1608026626-20201215-Harga-emas-terus-turun-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5251965/original/006658100_1749817385-IMG-20250613-WA0011.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5381933/original/039227200_1760522313-IMG_7964.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5444635/original/093672200_1765783828-Screenshot_2025-12-15_135800.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5445028/original/061649700_1765798358-IMG-20251215-WA0014.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5385494/original/082026100_1760933705-1__1_.jpeg)