Jakarta – Peran sentimen pasar, seperti optimisme atau kekhawatiran, terhadap fluktuasi harga Bitcoin menjadi sorotan utama setelah peristiwa geopolitik seperti gencatan senjata. Sebelumnya, keputusan pemerintah AS terkait regulasi kripto dan konflik geopolitik global turut memengaruhi pergerakan harga Bitcoin.
Harga bitcoin mampu bergerak di zona hijau sejak perdagangan Rabu, 25 Juni 2025. Kenaikan harga bitcoin berlanjut pada Kamis, (26/6/2025).
Berdasarkan data Coinmarketcap, harga bitcoin naik 1,42% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin bertambah 2,365. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 107.371,83 atau Rp 1,75 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.320).
Kenaikan harga bitcoin ini terjadi tengah mayoritas jajaran kripto teratas bergerak di zona merah. Termasuk ethereum. Harga Ethereum melemah 0,67% dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga Ethereum (ETH) anjlok 4,33%. Saat ini, harga Ethereum berada di posisi USD 2.417,35.
Lalu bagaimana potensi kripto pada semester II 2025?
Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, Resna Raniadi menuturkan, paruh kedua 2025 akan menjadi momen krusial untuk menguji ketahanan dan potensi industri aset digital.
“Kami melihat sejumlah sinyal positif dari sisi adopsi institusional, penggunaan blockchain di aset dunia nyata, hingga ekspansi aplikasi Web3 di berbagai sektor,” kata Resna seperti dikutip dari keterangan resmi.
Setelah melalui semester yang penuh dengan perkembangan signifikan dan optimisme pasar, pelaku pasar dan investor memiliki harapan baru pada semester II 2025.