Jakarta – Euforia pasar kripto yang sempat melonjak setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu kini mulai meredup. Bitcoin (BTC), mata uang kripto terbesar di dunia, turun ke titik terendah dalam tiga bulan terakhir pada Selasa, 25 Februari 2025.
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (26/2/2025), harga Bitcoin sempat jatuh di bawah USD 87.000 atau setara Rp 1,42 miliar (asumsi kurs Rp 16.350 per dolar AS) dalam penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir. Altcoin juga mengalami nasib serupa. Ether (ETH) turun 10%, sementara Solana (SOL) anjlok lebih dari 12% sebelum akhirnya sedikit pulih.
Penyebab Penurunan
Para analis tidak mengaitkan penurunan ini dengan satu faktor tunggal, melainkan kombinasi berbagai tekanan negatif yang terjadi di pasar. Salah satu faktor utama adalah ketidakpastian ekonomi dan kebijakan tarif baru yang direncanakan oleh pemerintahan Trump.Â
Rencana ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, yang akhirnya menjadi lebih berhati-hati dalam berinvestasi pada aset berisiko seperti kripto. Selain itu, peretasan besar yang menimpa bursa derivatif kripto Bybit semakin memperburuk sentimen pasar. Serangan siber ini menimbulkan pertanyaan mengenai keamanan aset digital dan membuat banyak investor lebih waspada.
Selain faktor ekonomi dan keamanan, minimnya arus dana baru ke pasar kripto juga menjadi alasan utama mengapa harga tidak mengalami reli seperti yang diharapkan. Sejak pemilu, masih belum banyak investor baru yang masuk ke pasar, sehingga harga Bitcoin dan altcoin lainnya sulit mengalami lonjakan.Â
Analis memperkirakan, perubahan ini bisa terjadi jika ada lebih banyak hambatan terhadap partisipasi institusional yang berhasil diatasi, tetapi proses ini tentu memerlukan waktu.