Jakarta – Dominasi Bitcoin di pasar kripto mulai mendapat tantangan baru, seiring harga Ethereum yang mendekati level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Rasio ETH/BTC kini berada di angka 0,058—angka ini memantik diskusi panas di komunitas Reddit dan forum investor: apakah sekarang saatnya memutar dana dari Bitcoin ke Ethereum untuk memanfaatkan potensi musim altcoin?
Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (5/8/2025), strategi ini dikenal dengan istilah rotasi di kalangan pelaku kripto. Intinya, investor menukar sementara kepemilikan Bitcoin dengan Ethereum pada saat altcoin diprediksi mengungguli Bitcoin, lalu kembali ke BTC setelah mencetak keuntungan.
Ini strategi yang menjanjikan, tapi juga berisiko tinggi: bisa menghasilkan kekayaan dalam waktu singkat, tapi juga bisa meninggalkan kerugian besar, termasuk pajak.
Apa yang Mendorong Strategi Rotasi Ini?
Para pendukung rotasi menunjukkan sejumlah indikator positif bagi Ethereum. Selama 90 hari terakhir, ETH mencatatkan kenaikan hingga 102%, jauh melampaui lonjakan Bitcoin yang hanya sekitar 22%. Pola seperti ini menjadi sinyal kuat bagi trader yang mencari potensi keuntungan jangka pendek dari aset kripto di luar BTC.
Faktor fundamental juga turut mendukung penguatan Ethereum. Undang-undang Genius Act yang mempercepat adopsi stablecoin secara institusional—90% di antaranya berjalan di jaringan Ethereum—menambah daya tarik ETH. Ditambah lagi, transisi Ethereum ke mekanisme proof-of-stake menjadikannya aset deflasi yang menawarkan nilai tambah jangka panjang.
Menurut proyeksi Galaxy Research, rasio ETH/BTC berpotensi turun ke kisaran 0,03–0,045 sebelum memantul lagi. Beberapa trader bahkan memperkirakan rasio bisa melonjak ke rentang 0,049 hingga 0,088, mengacu pada pola pergerakan di siklus pasar sebelumnya.
Menariknya, sebagian investor mencoba strategi ini tanpa menjual Bitcoin langsung. Mereka menggunakan platform pinjaman untuk mengagunkan BTC, lalu meminjam stablecoin guna membeli ETH. Teknik ini bisa menghindari pajak capital gain, tetapi tetap membawa risiko tinggi, seperti kemungkinan likuidasi jika pasar bergerak tak sesuai harapan.