Jakarta – Aset berbasis blockchain yang memberikan eksposur ke saham dapat menyebabkan kesalahpahaman investor. Hal itu karena aset itu tidak menjadikan pembeli sebagai pemegang saham di perusahaan yang menjadi dasar dari instrumen investasinya.
Demikian disampaikan the European Union’s Securities atau Pengawas Sekuritas Uni Eropa. Mengutip Yahoo Finance, ditulis Selasa (2/9/2025), tokenisasi saham adalah jenis aset berbasis blockchain yang terkait dengan harga saham di perusahaan publik. Broker Robinhood telah meluncurkan tokenisasi saham di Uni Eropa. Sedangkan bursa kripto Coinbase juga sedang merambah sektor yang baru berkembang ini.
Direktur the European Securities and Markets Authority (ESMA) Natasha Cazenave menuturkan, beberapa perusahaan financial technology atau fintech telah mengembangkan penawaran yang memberikan investor eksposur ke saham terdaftar atau derivatif berbasis blockchain yang didukung oleh saham perusahaan yang dipegang melalui kendaraan tujuan khusus atau special purpose vehicles. Ia tidak menyebutkan nama perusahaan secara spesifik.
Instrumen tokenisasi saham ini dapat menyediakan akses yang selalu aktif dan fraksionalisasi tetapi biasanya tidak memberikan hak pemegang saham, ujar Cazenave dalam pidato yang dipublikasikan di situs web ESMA.
Hal ini dapat menimbulkan risiko kesalahpahaman investor dan menggarisbawahi perlunya komunikasi dan perlindungan yang jelas, ia menambahkan.