Jakarta – Sebuah transaksi tak biasa terjadi di jaringan Bitcoin pada Selasa, 11 November 2025. Berdasarkan data blockchain, seorang pengguna Bitcoin (BTC) dilaporkan membayar biaya transaksi lebih dari USD 105.197 atau Rp 1,76 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah 16.746) hanya untuk mengirim Bitcoin senilai USD 10 atau sekitar Rp 167.496.
Dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (12/11/2025), hal tersebut pertama kali disorot oleh pengguna platform X (Twitter) dan berhasil mengejutkan komunitas aset digital. Data dari Mempool menunjukkan pengguna tersebut hanya mengirim sebesar 0,00010036 BTC tetapi membayar biaya transaksi yang nilainya hampir setara dengan harga 1 koin BTC penuh.
BACA JUGA:Bitget Punya Bos Baru,Target Permudah Investor Akses Aset Kripto
BACA JUGA:AS Dituding jadi Dalang Pencurian Bitcoin Rp 217,39 Triliun
BACA JUGA:Perusahaan Fintech Ini Luncurkan Perdagangan Kripto Imbas Ramai Aset Digital
Peristiwa ini langsung menarik perhatian pelaku industri kripto. CEO sekaligus Co-Founder Luxor Mining Pool, Nick Hansen mengatakan, transaksi itu kemungkinan dibuat dengan cara yang tidak standar. Jelas ini bukan cara yang standar dalam dalam melakukan transaksi Bitcoin, ujarnya kepada Decrypt.
Insiden langka tersebut pun memunculkan kembali perbincangan mengenai sistem biaya transaksi di jaringan Bitcoin, yang sebenarnya dirancang agar efisien dengan jumlah yang relatif kecil. Namun dalam kasus ini, pengguna tampaknya melakukan kesalahan teknis dan menerapkan konfigurasi biaya yang kurang tepat pada dompet kripto-nya.
Biaya Transaksi Bitcoin Umumnya Murah
Untuk memproses transaksi di jaringan Bitcoin, pengguna wajib membayar biaya kepada para penambang (miners) sebagai imbalan atas verifikasi yang mereka lakukan. Para penambang kemudian mendapatkan token baru sebagai hadiah atas kerja mereka dalam menjaga keamanan jaringan.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5028255/original/089063500_1732871319-fotor-ai-2024112916722.jpg)

:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408677/original/077090800_1762830008-536f9b46-0bf9-46c9-85e4-3d751da3c66d.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408457/original/061211100_1762783609-41375108-733a-482f-8fda-c8a559e037eb.jpeg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/1559582/original/044764500_1491540844-20170406-Bertemu-di-Florida_-Donald-Trump-dan-Xi-Jinping-Saling-Lempar-Senyum-AP-9.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/3271756/original/069996900_1603102551-20201019-Harga-Emas-Hari-Ini-Stabil-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5395181/original/005131300_1761661117-4c44bfc5-0243-4d6c-adf8-c3863b4bba59__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5339216/original/084284400_1757046083-WhatsApp_Image_2025-09-05_at_10.53.52__1_.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5366601/original/054107200_1759246878-Untitled.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5355962/original/087526300_1758388524-Untitled.jpg)