Jakarta – Salah satu pendiri Solana Anatoly Yakovenko menentang pembentukan cadangan kripto Amerika Serikat (AS). Ia memperingatkan cadangan kripto dapat membahayakan desentralisasi.
Mengutip Yahoo, ditulis Minggu (9/3/2025), Yakovenko menggungah di platform X dahulu bernama Twitter pada Kamis pekan ini kalau menempatkan cadangan di bawah kendali pemerintah akan menyebabkan desentralisasi gagal. Ia menekankan preferensinya adalah tidak ada cadangan sama sekali.
Namun, ia mengusulkan alternatif masing-masing negara bagian menjalankan cadangannya sendiri. Hal ini menurut dia dapat berfungsi sebagai lindung nilai terhadap potensi kesalahan langkah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Yakovenko menuturkan, jika cadangan kripto akan ditetapkan, cadangan itu harus didasarkan pada “persyaratan yang dapat diukur secara objektif”. Kriteria ini bahkan dapat dibuat sedemikian rupa sehingga hanya bitcoin yang akan memenuhi standar, meski Yakovenko bersikeras langkah-langkah ini harus dibenarkan secara rasional. Ia menambahkan, jika target yang jelas ditetapkan, ekosistem Solana akan dapat memenuhinya.
Diskusi tentang cadangan kripto nasional mendapatkan momentum setelah pengumuman Presiden Donald Trump pada 2 Maret kalau ia bermaksud untuk memasukkan beberapa aset digital utama. Di antara token yang disebutkan adalah Bitcoin, Ethereum, XRP, Cardano, dan Solana.
Namun, Yakovenko menegaskan ia tidak terlibat dalam upaya apa pun untuk memasukkan Solana dan membantah anggapan ia atau perwakilan Solana telah menghubungi pemerintah terkait cadangan tersebut.
CEO Ripple Brad Garlinghouse dan Kepala Bagian Hukum Stu Alderoty dilaporkan terlibat dalam diskusi untuk memasukkan Solana ke dalam cadangan, sebuah langkah yang menurut beberapa analis kripto akan memberikan legitimasi lebih pada penyertaan XRP. Namun, Yakovenko menepis anggapan ini, dan mengklarifikasi tidak seorang pun dari Solana yang mengajukan usulan seperti itu.