Jakarta – Beberapa investor proyek non-fungible token (NFT) bernama Hashling NFT menuduh pendirinya, Jonathan Mills, menyalahgunakan keuntungan jutaan dolar dari proyek tersebut dan juga dari usaha penambangan Bitcoin yang terkait erat. Gugatan hukum telah diajukan pada 14 Mei di negara bagian Illinois, Amerika Serikat.
Para penggugat mengklaim bahwa Mills memindahkan aset Hashling NFT dan setidaknya USD 3 juta dari proyek penambangan Bitcoin ke sebuah perusahaan induk bernama Satoshi Labs LLC (sebelumnya bernama Proof of Work Labs LLC), di mana Mills menjabat sebagai pendiri dan CEO. Mereka menuduh bahwa pemindahan tersebut dilakukan secara tidak jujur tanpa sepengetahuan atau persetujuan para investor lainnya.
Mills digugat atas tuduhan penipuan dan pelanggaran tanggung jawab fidusia karena dianggap tidak menunaikan janji pembagian keuntungan. Investor menyatakan tidak pernah menerima pembagian hasil atau ekuitas seperti yang dijanjikan sebelumnya, meskipun telah menyuntikkan dana dalam jumlah besar ke dalam proyek.
Investor Tak Terima Keuntungan, Ditinggal Begitu Saja
Meansir COintelegraph, Sabtu (17/5/2025), para penggugat mengklaim bahwa mereka berhasil mengumpulkan dana sekitar USD 1,46 juta dari dua peluncuran NFT di blockchain Solana dan Bitcoin. Namun, tak satu pun dari mereka menerima pengembalian modal atau keuntungan dari investasi tersebut. Tak lama setelah peluncuran tersebut, Mills diduga menghilang dan memutus komunikasi.
Lebih lanjut, mereka menuduh Mills menyusun perjanjian kepemilikan saham yang cacat secara hukum untuk mendukung klaim palsunya bahwa perusahaan induk menguasai seluruh aset proyek. Dokumen tersebut dinilai penuh kesalahan dan digunakan untuk melegalkan pengalihan kendali proyek kepada dirinya sendiri secara sepihak.
Dalam perjanjian yang disengketakan itu, disebutkan bahwa Mills akan menerima 67% saham ekuitas di Proof of Work Labs (yang kemudian berganti nama menjadi Satoshi Labs), sementara investor lain hanya mendapat maksimal 2% saham, meskipun ada yang telah menyetor hingga USD 20.000 ke perusahaan tersebut.