Jakarta – Peretas asal Korea Utara telah mencuri kripto senilai USD 2,02 miliar atau Rp 33,73 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.700).Berdasarkan laporan Chainalysis yang dirilis Kamis pekan ini, angka ini naik 51% dari tahun lalu dan merupakan tahun dengan angka pencurian kripto terkait the Democratic People’s Republic of Korea (DPRK) terbesar yang pernah tercatat.
BACA JUGA:Token Small Cap Terpukul Parah di 2025, Altcoin Season Gagal Total
BACA JUGA:FBI Bongkar Jaringan Pencucian Uang Kripto USD 70 Juta yang Dikelola Warga Rusia
BACA JUGA:Harga Kripto 19 Desember 2025: Bitcoin dan Altcoin Kompak Melemah
Secara keseluruhan, kripto telah mengalami pencurian senilai USD 3,4 miliar atau Rp 56,7 triliun pada tahun ini, menurut laporan tersebut. Hal ini berarti serangan DPRK menyumbang 59% dari dana yang dicuri ini.
Chainalysis percaya data tersebut menunjukkan evolusi dari Korea Utara. Hal ini mereka mulai melakukan lebih sedikit serangan tetapi menimbulkan kerusakan yang jauh lebih besar dengan setiap serangan. Serangan Bybit senilai USD 1,5 miliar pada Februari, yang dikaitkan FBI dengan DPRK, adalah contoh kunci dari evolusi ini.
Bagi industri mata uang kripto, evolusi ini menuntut peningkatan kewaspadaan terhadap target bernilai tinggi dan peningkatan deteksi pola pencucian uang khusus DPRK, demikian pernyataan laporan tersebut.
“Preferensi konsisten mereka terhadap jenis layanan dan jumlah transfer tertentu memberikan peluang deteksi, membedakan mereka dari penjahat lain, dan dapat membantu penyelidik mengidentifikasi jejak perilaku mereka di blockchain.”
Chainalysis mengklaim telah mengidentifikasi pola pencucian uang tiga gelombang yang berbeda, berlangsung selama 45 hari, yang biasanya diikuti oleh penyerang Korea Utara.
Ciri-cirinya termasuk penggunaan layanan berbahasa Mandarin, ketergantungan yang besar pada aset penghubung lintas blockchain untuk membingungkan pelacakan, dan penggunaan layanan pencampuran kripto yang lebih besar. Pola ini, menurut laporan tersebut, telah bertahan selama beberapa tahun terakhir.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/10/03/437355831.jpg)
/2025/09/18/1600673805.jpg)
/2025/04/21/1234404100.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4473781/original/039018600_1687249156-SEC_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4242618/original/081125200_1669641659-UMP_2023.jpg)





:strip_icc()/kly-media-production/medias/5447493/original/035341900_1765957483-IMG-20251217-WA0009.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5427287/original/007622500_1764345082-Gubernur_Bank_Indonesia_Perry_Warjiyo.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3000972/original/026902200_1576748930-20191219-BI-Pertahankan-Suku-Bunga-Acuan-di-5-Persen-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5303845/original/091163900_1754130203-Gemini_Generated_Image_4fgq6p4fgq6p4fgq.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4983415/original/005222400_1730112240-fotor-ai-20241028174255.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2758723/original/074430400_1553243544-FBI.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5133410/original/3400_1739534894-DALL__E_2025-02-14_19.06.08_-_A_digital_illustration_of_stablecoins__featuring_Tether__USDT___USD_Coin__USDC___and_DAI._The_coins_are_displayed_in_a_futuristic_financial_setting_wi.jpg)