Jakarta – Pemerintah China meski telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menegakkan kontrol modal yang ketat, pencuci uang di negara itu juga memutar otak untuk merancang cata yang dapat menumbangkan pembatasan itu. Salah satunya termasuk pemakaian bitcoin dan kripto lainnya.
Mengutip Yahoo Finance, Minggu (16/11/2025), dalam sebuah makalah baru-baru ini, peneliti senior di Centre for Finance and Security, Royal Services Institute, Kathryn Westmore menilai, kripto menjadi peran utama dalam model bisnis pencucian uang China. Hal ini terlepas dari sikap China yang secara formal menentang aset digital.
BACA JUGA:Meneropong Prospek Harga Cardano
BACA JUGA:Glassnode: Pemegang Ethereum Lebih Cepat Melepas Aset
BACA JUGA:Cerita Sulianto Indria Putra, Remaja 19 Tahun yang Punya Aset Rp 100 Miliar dari Kripto
BACA JUGA:Harga Kripto Hari Ini 16 November 2025: Bitcoin Menguat Terbatas
“Semakin banyak, organisasi pencucian uang China yang menggabungkan kripto dalam operasi mereka, menyediakan aset virtual, seperti bitcoin atau stablecoin seperti tether USDT, kepada penjahat sebagai imbalan atas uang kotor mereka,” ujar Westmore dalam laporan yang diterbitkan bulan ini.
“Dalam kasus ini, aset virtual berfungsi sebagai sarana bagi individu China untuk mentransfer kekayaan mereka ke luar negeri, terlepas dari upaya China untuk menindak penggunaan bitcoin dan kripto lainnya,” kata dia.
Pengamatan Westmore tidak berdiri sendiri. Kejahatan kripto meroket pada 2025, dengan kerugian investor mencapai lebih dari USD 2,3 miliar atau Rp 38,44 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.714).
Berdasarkan Chainalysis, penipuan yang disebut-sebut sebagai penipuan “pemotongan babi” juga meningkat, dengan USD 4 miliar atau Rp 66,85 triliun dicuri dari para korban pada 2024.
Kelompok pencucian uang Tiongkok telah menjadi pencuci uang utama bagi kejahatan terorganisir Barat, termasuk rantai pasokan fentanil, menurut laporan tersebut. Operasi mereka menggunakan mata uang kripto untuk mentransfer dana dari sudut-sudut jalan di AS ke portofolio luar negeri milik klien-klien kaya China.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5036491/original/095583300_1733391131-WhatsApp_Image_2024-12-05_at_2.59.07_PM.jpeg)







:strip_icc()/kly-media-production/medias/5381933/original/039227200_1760522313-IMG_7964.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3546286/original/004546200_1629449459-Warren_Buffet.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2375575/original/026127600_1538739777-20181005-Emas-Antam-6.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2375573/original/010378000_1538739775-20181005-Emas-Antam-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3172726/original/046657700_1594117380-20200707-Harga-Emas-Pegadaian-Naik-Rp-4.000-1.jpg)