Jakarta – Pemakaian mata uang digital membantu ekonomi Venezuela tetap beroperasi di tengah sanksi. Hal ini termasuk untuk produksi domestik barang-barang pokok seperti makanan.
Mengutip Channel News Asia, Rabu (3/9/2025), sanksi Amerika Serikat yang disebutkan sebagai perang ekonomi oleh Pemerintah Venezuela mencegah banyak transaksi bisnis, memaksa perusahaan yang ingin membeli bahan baku dari luar negeri untuk menukar bolivar lokal dengan dolar Amerika Serikat (AS) yang dihasilkan dari perdagangan minyak dan transaksi kartu asing yang kemudian disuntikkan ke dalam bursa oleh bank sentral.
Baca Juga
-
Trump: Serangan AS di Karibia Hantam Geng Tren de Aragua Venezuela, 11 Orang Tewas
-
Maduro Ancam Mobilisasi Rakyat jika AS Serang Venezuela
-
AS Umumkan Sayembara Rp813 Miliar Bagi yang Bisa Tangkap Presiden Venezuela
Namun, pendapatan minyak telah terpukul dalam beberapa bulan terakhir. Departemen Keuangan AS meski bulan lalu mengeluarkan lisensi baru yang terbatas kepada Chevron yang akan mendorong ekspor minyak setelah jeda tiga bulan. Adapun lisensi itu memblokir semua pembayaran kepada pemerintah sehingga mengurangi jumlah dolar AS yang tersedia untuk ditukar.
Seiring hal itu, Pemerintah Venezuela sejak Juni telah mengizinkan pemakaian lebih banyak USDT atau tether.Pemakaian mata uang digital ini juga yang turut membantu menjaga ekonomi di tengah sanksi.
Ketika satu operasi tutup, yang lain buka,” ujar seorang pengusaha tentang pemakaian kripto.
Sumber lain juga mengatakan kalau pemakaian kripto akan meningkat.