Jakarta Situasi geopolitik global belakangan ini mengalami peningkatan tensi. Konflik di Timur Tengah dan ketegangan antar negara besar menciptakan ketidakpastian di berbagai sektor, termasuk sektor keuangan. Ketidakstabilan ini juga berdampak pada pasar aset digital seperti kripto.
Dalam kondisi seperti ini, CEO & Co-Founder IDRX, Nathanael Christian mengatakan aset kripto seperti Bitcoin dan Ethereum mulai dilirik oleh para investor yang mencari alternatif dari sistem keuangan tradisional.
Sistem keuangan konvensional dinilai lebih rentan terhadap guncangan akibat konflik geopolitik, sehingga aset terdesentralisasi menjadi opsi baru yang dipertimbangkan.
“Situasi geopolitik yang memanas, seperti konflik di Timur Tengah dan ketegangan antar-negara besar, ikut mempengaruhi minat dan pergerakan harga aset kripto. Umumnya, saat kondisi global tidak menentu, banyak investor mulai melirik aset seperti Bitcoin dan Ethereum sebagai alternatif dari sistem keuangan tradisional yang dinilai lebih rentan terhadap gejolak geopolitik,” ujar Nathanael, kepada Kamis (19/6/2025).
Nathanael menjelaskan dampak konflik terhadap pasar kripto bisa bersifat jangka pendek maupun jangka menengah hingga panjang. Dalam jangka pendek, ketegangan global justru bisa memicu aksi jual yang menyebabkan harga kripto menurun. Hal ini umumnya terjadi karena kepanikan dari sebagian investor.
Namun dalam jangka waktu lebih panjang, aset seperti Bitcoin justru berpotensi mendapatkan minat yang lebih tinggi. Bitcoin dinilai memiliki keunggulan karena dapat diakses dari mana saja, tidak dikontrol oleh pemerintah manapun, serta menawarkan narasi sebagai penyimpan nilai di tengah ketidakpastian global.
Meskipun begitu, dalam pernyataannya Nathanael juga mengingatkan bahwa meskipun kripto menawarkan narasi desentralisasi dan pelindung nilai terhadap ketidakpastian, volatilitas yang melekat menjadikannya bukan pilihan universal untuk semua jenis investor.