Jakarta – Kapitalisasi pasar kripto merosot sekitar USD 300 miliar atau Rp 5.004,93 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.683). Kapitalisasi pasar kripto yang merosot itu didorong sejumlah faktor.
Antara lain gelombang taruhan leverage (pemakaian utang-red) yang terurai mengguncang kripto jajaran teratas dan menyeret sentimen pasar ke titik terendah.
Mengutip Yahoo Finance, Sabtu (27/9/2025), ether, kripto terbesar kedua di dunia memimpin penurunan mingguan tertajam sejak Juni. Ether telah turun sekitar 12%, merosot di bawah USD 4.000 atau Rp 66,82 juta). Level ini dinilai pelaku pasar sebagai level support yang penting.
Demikian juga bitcoin tak luput. Harga bitcoin turun 5% pada pekan ini, penurunan tertajam sejak Maret. Hal itu membuat bitcoin berada di dekat batas bawah rentang perdagangan terbarunya.
Setelah gelombang pertama likuidasi dimulai, algoritma dan tekanan pendanaan mengubahnya menjadi lingkaran umpan balik,” kata Kepala Eksekutif Platform Riset Kripto DYOR, Ben Kurland.
Dalam kripto, keyakinan tinggi tetapi likuiditas tipis, itulah sebabnya penurunan terasa seperti terjun bebas, sementara pemulihan kembali lebih lambat. Ini bukan tentang fundamental yang runtuh, tetapi lebih tentang sistem yang membersihkan risiko berlebih,” ia menambahkan.