Jakarta – Tahun 2017, saat harga Bitcoin pertama kali tembus USD 20.000 atau sekitar Rp 328 juta, seorang pengguna lama memutuskan untuk menjual 100 BTC miliknya, plus semua Bitcoin Cash yang ia punya.
Dari situ, ia mengantongi keuntungan bersih USD 1,5 juta atau sekitar Rp 24,6 miliar. Keputusan itu terasa tepat saat itu.
Tapi kalau ia bertahan, delapan tahun kemudian nilai 100 BTC tersebut bisa jadi sekitar USD 11 juta atau mencapai Rp 180 miliar. Meski begitu, ia sama sekali tidak menyesal.
“Pilihan saya waktu itu memberi kebebasan finansial, meski mengorbankan kekayaan lebih besar di masa depan,” tulisnya di forum r/Bitcoin, dikutip dari Yahoo FInance, Selasa (16/9/2025).
“Itu tidak membuat saya jadi orang terkaya, tapi membuat hidup saya lebih tenang,” tambah dia.
Dengan uang hasil penjualan itu, ia bisa cuti kerja setahun, yang akhirnya berlanjut menjadi pensiun dini. Ia juga bisa fokus merawat keluarganya yang sakit tanpa khawatir soal biaya.
Selain itu, ia membiayai kuliah keponakan, hidup tanpa utang, dan mendukung hal-hal yang ia pedulikan, seperti pendidikan dan seni. Sebagian uang ia investasikan ke reksa dana indeks, dan ia tetap menyimpan sedikit Bitcoin.