Jakarta – Pergerakan harga Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan menjelang akhir tahun setelah mengalami koreksi mingguan sebesar 6,48%. Tekanan jual yang meningkat memunculkan ketidakpastian di pasar, membuat pelaku pasar mencermati level teknikal penting, arus dana ETF, serta faktor makroekonomi global yang berpotensi memengaruhi arah harga BTC selanjutnya.
Pada 15 Desember 2025, tekanan jual meningkat tajam dan memicu likuidasi posisi long senilai sekitar USD 200 juta hanya dalam waktu satu jam. Kondisi tersebut mendorong harga Bitcoin turun menembus level support USD 87.000 dan sempat menyentuh area USD 85.000. Meski demikian, setelah koreksi tersebut, harga BTC mulai menunjukkan stabilisasi dan saat ini diperdagangkan di kisaran USD 86.000.
BACA JUGA:The Fed Longgarkan Aturan Kripto, Bank AS Bisa Adopsi Bitcoin dan Ethereum
BACA JUGA:Investor Lepas Bitcoin Bebani Pasar Kripto
BACA JUGA:Bhutan Tarun Bitcoin Rp 16,69 Triliun untuk Bangun Kota Baru
Meski terjadi pemantulan harga, tekanan dari pihak bearish masih relatif dominan. Namun, rendahnya volume jual mengindikasikan bahwa penurunan ini lebih menyerupai koreksi sehat dibandingkan perubahan tren besar.
Arus ETF Tertekan, Akumulasi Korporasi Berlanjut
Dari sisi fundamental, investor institusional tercatat menarik dana dari spot Bitcoin ETF. Namun, di sisi lain, akumulasi oleh korporasi masih terus berlangsung dan menopang optimisme jangka panjang terhadap Bitcoin.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan, kondisi ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara pelaku pasar jangka pendek dan jangka panjang.
Penarikan dana dari ETF mencerminkan sikap hati-hati investor institusional terhadap kondisi makro saat ini. Namun, berlanjutnya akumulasi oleh korporasi menandakan bahwa kepercayaan terhadap fundamental Bitcoin sebagai aset lindung nilai jangka panjang masih cukup kuat,” kata dia seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (18/12/2025).
Secara teknikal, ia menuturkan, area USD 88.000–USD 89.000 menjadi zona krusial bagi Bitcoin. Jika mampu menembus dan bertahan di atas level tersebut, BTC berpotensi melanjutkan penguatan menuju area USD 90.000 hingga USD 95.000.
Penembusan di atas USD 95.000 dinilai dapat mengembalikan sentimen bullish dan membuka peluang uji ulang level psikologis USD 100.000 sebelum akhir tahun, ujar Fyqieh.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/05/07/739346899.jpg)
/2022/01/30/1813839003.jpg)
/2025/10/17/669022889.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4220943/original/011844600_1668039398-Kripto_3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5446423/original/015831000_1765886069-Direktur_Utama_BRI_Hery_Gunardi-16_Desember_2025c.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4242618/original/081125200_1669641659-UMP_2023.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5443861/original/082644900_1765763357-e3713982-5a7c-4562-bcd0-14ce84dfc738.jpeg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/953316/original/021276300_1439363719-20150812-Rupiah-Anjlok4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4533236/original/003719300_1691657841-Demo_Buruh-TALLO_1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2843652/original/051367500_1562145738-yayaya_oke.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5448018/original/056078700_1765974252-WhatsApp_Image_2025-12-17_at_18.24.59.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5448045/original/072433200_1765976543-PT_ASDP_Indonesia_Ferry__Persero__kembali_memberangkatkan_KMP_Jatra_I-17_Desember_2025b.jpg)