Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) menunjukkan tren penurunan signifikan pada pertengahan November 2025. Mata uang kripto terbesar ini diperdagangkan di bawah USD 96.000, sebuah level yang belum pernah terlihat dalam lebih dari enam bulan terakhir.
Penurunan tajam ini menempatkan harga Bitcoin pada posisi terendah sejak 7 Mei 2025, memicu kekhawatiran di kalangan investor. Fluktuasi ini terjadi di tengah berbagai faktor ekonomi global dan sentimen pasar yang kurang mendukung aset berisiko. Situasi ini menarik perhatian banyak pihak, mengingat Bitcoin sebelumnya telah menunjukkan penguatan yang cukup stabil.Â
BACA JUGA:Harga Bitcoin Sentuh Level Terendah dalam 6 Bulan
BACA JUGA:Harga Bitcoin Anjlok, Kapitalisasi Pasar Susut Rp 7.519 Triliun
BACA JUGA:Harga Bitcoin Merosot 4,23% dalam Sehari, Ini Penyebabnya
Mengutip data coinmarketcap.com, pada Sabtu siang,15 November 2025 pukul 12.01 WIB, harga bitcoin masih melemah. Harga bitcoin (BTC) susut 1,78% dalam 24 jam terakhir. Harga bitcoin terperosok 6,29% dalam sepekan terakhir. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 96.057 atau Rp 1,6 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.710).
Selain itu, harga Ethereum (ETH) melemah 0,08% dalam 24 jam terakhir. Harga Ethereum terperosok 8,38% selama sepekan terakhir. Kini, harga Ethereum berada di posisi USD 3.161 atau Rp 52,81 juta.
Mengutip Business Insider, Sabtu pekan ini, ada sejumlah faktor yang menekan pasar kripto termasuk bitcoin. Berikut sentimennya:
Saham Teknologi Melemah
Bitcoin terpukul di tengah aksi jual aset berisiko yang meluas, terutama saham teknologi yang terpukul keras karena investor khawatir dengan valuasi yang tinggi.
Aliran keluar dari ETF Bitcoin spot mencapai USD 866,7 juta atau Rp 14,48 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.707) pada Kamis, menurut data dari CoinGlass, arus keluar terburuk yang dialami dana Bitcoin sejak awal Agustus.
Dalam beberapa hal, Bitcoin merupakan indikator utama risiko, tulis CEO XFUNDS, David Nicholas dalam sebuah catatan minggu ini, merujuk pada kekhawatiran investor baru-baru ini tentang valuasi di pasar saham.
Saya pikir itu resep sempurna untuk melemahnya harga Bitcoin, ia menambahkan.
Aksi jual saham teknologi yang meluas telah menjadi faktor kunci di balik penurunan selera risiko, tulis, analis pasar senior di XS.com, Antonio Gi Giacomo dalam catatan klien baru-baru ini.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5413482/original/086400300_1763169174-Triv.jpeg)


:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3271750/original/055065600_1603102549-20201019-Harga-Emas-Hari-Ini-Stabil-1.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/4226120/original/052852800_1668423876-Mark_Cuban_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3271756/original/069996900_1603102551-20201019-Harga-Emas-Hari-Ini-Stabil-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3324618/original/083189900_1608026626-20201215-Harga-emas-terus-turun-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3172732/original/048313800_1594117392-20200707-Harga-Emas-Pegadaian-Naik-Rp-4.000-7.jpg)