Jakarta – Haji merupakan rukun Islam kelima yang menjadi dambaan setiap Muslim di seluruh dunia. Di Indonesia, tradisi pelaksanaan haji sudah berkembang cukup baik, mulai dari keberangkatan hingga prosesi pelaksanaannya.
Namun, masih ada satu tradisi penting dalam ibadah haji yang kerap terlewat oleh sebagian masyarakat Indonesia, termasuk pada 2025 ini. Hal ini disampaikan oleh ulama alim alamah asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.
BACA JUGA:40 Ucapan Selamat untuk Orang yang Berangkat Haji 2025, Penuh Doa dan Harapan Terbaik
BACA JUGA:Tips Sehat Bagi Lansia Selama Ibadah Haji 2025
BACA JUGA:Pertamina Pasok Avtur untuk Penerbangan Haji, 221 Ribu Jamaah Siap Berangkat
Gus Baha menyebut bahwa ada kebiasaan penting dalam tradisi haji yang belum sepenuhnya dijalankan secara tepat di tengah masyarakat. Salah satunya adalah terkait pelaksanaan haji bagi orang yang sudah udzur secara fisik namun masih hidup.
Menurut Gus Baha, orang yang mengalami sakit parah hingga kehilangan kemampuan fisik secara permanen, seperti terkena stroke, seharusnya segera dihajikan selama mereka masih hidup dan masih memiliki kesadaran.
Penjelasan itu disampaikan dalam satu pengajian yang dikutip Kamis (29/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @logikagusbaha. Dalam video tersebut, Gus Baha membedah secara rinci persoalan haji niabah atau haji badal.
Dalam Islam, terdapat istilah hajjul ma\’dub, yaitu haji yang dilakukan oleh orang lain untuk menggantikan seseorang yang sudah tidak mampu menunaikan haji secara fisik, meski masih hidup. Sayangnya, masyarakat Indonesia sering melewatkan aspek ini.
Baca Juga
-
6 Rekomendasi Tunik Putih Elegan dan Gaya Hijab untuk Lebaran Idul Adha 2025
-
7 Desain Ruang Tamu Semi Terbuka Hijau dengan Nuansa Islami yang Tenang
-
Tata Cara dan Niat Puasa Kamis Dzulhijjah 2025 Gabung 2 Niat Puasa Sunnah
Simak Video Pilihan Ini:
Detik-detik Penampakan Terakhir Remaja Sebelum Tenggelam di Saluran Irigasi di Serayu Banyumas