Jakarta – Selama ini, Ethereum menghadapi tantangan besar: bagaimana cara menghasilkan pendapatan yang stabil tanpa hanya mengandalkan aktivitas spekulatif seperti jual-beli aset kripto.
Meskipun tren seperti memecoin, NFT, dan DeFi telah mendorong aktivitas jaringan, hal itu belum cukup untuk membangun pondasi ekonomi yang kuat. Ini terjadi meskipun nilai ekosistem DeFi Ethereum saat ini mencapai hampir USD 100 miliar (sekitar Rp 1,6 kuadriliun), menurut data dari DefiLlama.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (23/9/2025), salah satu pendiri Ethereum, Vitalik Buterin, kini melihat peluang baru. Ia mengusulkan agar Ethereum lebih fokus pada sektor DeFi berisiko rendah.
Sektor ini mencakup layanan-layanan yang lebih stabil seperti pembayaran, tabungan, dan pinjaman dengan jaminan. Buterin percaya bahwa layanan-layanan ini bisa menjadi sumber pendapatan utama dan lebih berkelanjutan bagi jaringan.
Dalam sebuah unggahan blog, Buterin menjelaskan, Aplikasi non-finansial dan yang lebih eksperimental memang penting bagi peran Ethereum di dunia dan budayanya. Namun, aplikasi-aplikasi ini tidak perlu dipandang sebagai sumber pendapatan.
Ini merupakan perubahan signifikan dari citra awal Ethereum, di mana DeFi lebih dikenal melalui aktivitas berisiko tinggi seperti yield farming dan tren NFT. Pergeseran ini menunjukkan upaya untuk membangun fondasi ekonomi yang lebih matang dan stabil, sejalan dengan pertumbuhan Ethereum sebagai infrastruktur keuangan global.