Jakarta – Day trading kripto dikenal penuh risiko karena pergerakannya sangat cepat, berbeda dengan investasi jangka panjang. Trader harus mampu membuka dan menutup posisi dalam hitungan jam bahkan menit.
Kondisi pasar kripto yang 24 jam tanpa henti membuat volatilitas semakin tinggi, sehingga peluang sekaligus ancaman datang setiap saat. Selain itu, faktor eksternal seperti unggahan media sosial, upgrade token, atau kabar makroekonomi bisa mengubah arah harga dalam sekejap.
Order book yang menipis juga kerap menimbulkan slippage dan kerugian jika entry tidak terencana. Ditambah lagi, trader dihujani banjir informasi dari Telegram, X, Discord, hingga notifikasi on-chain.
Dikutip dari laman Cointelegraph.com, Sabtu (12/9/2025), dalam kondisi tersebut, kecerdasan buatan (AI) hadir sebagai alat bantu baru. Google memperkenalkan Gemini AI sebagai co-pilot yang bisa membantu trader mengatur informasi, menata data pasar, dan menyaring kebisingan.
AI ini tidak menggantikan peran manusia, melainkan memperkuat kemampuan trader untuk mengambil keputusan berbasis data. Gemini AI dirancang agar trader bisa fokus pada sinyal penting.
Misalnya, dengan meringkas order flow, menyusun data ke dalam dashboard, serta menguji aturan trading agar lebih terukur. Tujuannya, meminimalisasi keputusan emosional akibat FOMO.