Jakarta – Gelombang akumulasi Bitcoin dari institusi besar kian mencuri perhatian. Terbaru, perusahaan manajemen aset terbesar dunia, BlackRock, dilaporkan kembali membeli Bitcoin senilai USD 430 juta atau kurang lebih Rp 7 triliun (estimasi kurs Rp 16.400 per USD) tanpa menjual satu pun aset selama 16 hari berturut-turut.
Dikutip dari U.Today, Jumat (27/6/2025), informasi ini diungkap oleh Arkham, firma analitik blockchain ternama. Dalam unggahan terbarunya di platform X (sebelumnya Twitter), Arkham menyertakan visualisasi jaringan transaksi dompet milik BlackRock.
Dalam visualisasi tersebut tampat warna hijau dan merah menyala yang merupakan tanda aktivitas masuk tanpa adanya arus keluar.
Kepercayaan Institusi Terhadap Masa Depan BTC
Gelombang pembelian masif ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari BlackRock terhadap masa depan Bitcoin. Langkah konsisten dari institusi sebesar ini dinilai dapat membantu menstabilkan harga Bitcoin dalam jangka menengah hingga panjang.
“Investor dengan skala sebesar BlackRock cenderung menciptakan landasan harga yang kuat bagi Bitcoin,” tulis Arkham.
Stabilitas semacam ini dinilai sebagai sinyal positif bagi investor ritel yang ingin masuk lebih awal, karena akumulasi institusional kerap mengindikasikan kenaikan nilai aset di masa depan—terutama jika didukung oleh kondisi ekonomi makro yang mendukung.