Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) sempat menyentuh level USD 116.000 atau Rp 1,89 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.375) pada Senin, 15 September 2025 waktu setempat, sebelum akhirnya terkoreksi kembali di bawah USD 115.000 atau Rp 1,88 miliar.
Pergerakan harga bitcoinmengindikasikan sentimen pasar membutuhkan katalis segar, seiring dengan melemahnya beberapa metrik yang berpotensi memicu koreksi.
Menurut data dari Glassnode, momentum di pasar spot masih kuat, terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang memasuki zona overbought atau jenuh beli.
Aktivitas di pasar berjangka (futures) juga meningkat, dengan naiknya open interest dan arus beli. Namun, pelemahan pada tingkat pendanaan (funding rates) menunjukkan permintaan untuk posisi long mulai mereda.
Di pasar opsi, aktivitas juga mencerminkan kehati-hatian ini. Meskipun open interest meluas, volatilitas dan skew justru menurun. Kondisi ini mengindikasikan berkurangnya aktivitas lindung nilai (hedging) dan adanya sikap puas diri di kalangan investor.
Sementara itu, data on-chain menunjukkan adanya sedikit peningkatan aktivitas spekulatif dari investor jangka pendek, sementara struktur kepemilikan oleh investor jangka panjang tetap stabil.