Jakarta – Bitcoin disebut tengah berada dalam kondisi rapuh setelah menembus level support penting di USD 112.000. Peringatan ini disampaikan analis kripto anonim, Ali, yang menyoroti sinyal teknikal dan data on-chain menunjukkan potensi tekanan jual lebih lanjut.
Dikutip dari yahoo Finance, Rabu (27/8/2025), Ali menjelaskan, meski Bitcoin sempat memantul dari level USD 112.000, kenaikan tersebut tidak mampu bertahan lama. Pergerakan harga sejak Juli hingga sesi perdagangan terbaru mengindikasikan USD 110.500 sebagai level support sementara.
Namun, data on-chain memberi gambaran yang lebih mengkhawatirkan. Dengan ditembusnya USD 112.000, muncul celah support hingga USD 108.000, yang berarti ada ruang kosong tanpa banyak permintaan untuk menahan tekanan jual.
Berdasarkan data Coinmarketcap, Selasa 26 Agustus 2025, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih melemah. Bitcoin turun 1,47 persen dalam 24 jam dan 3,65 persen sepekan. Harga Bitcoin masih berada di kiaran USD 110.122 per koin atau setara Rp 1,79 miliar (asumsi kurs Rp 16.274 per dolar AS).