wmhg.org -HALMAHERA SELATAN. PT Trimegah Bangun Persada Tbk atau Harita Nickel kini sudah memiliki 12 lini fsmelter dengan teknologi Rotary Klin Electric Furnace (RKEF). Dari total 12 lini produksi itu perusahaan bisa memproduksi hingga185.000 ton feronikel per tahun.
Dalam bahan presentasi perusahaan tercatat bahwa pada tahun 2015, Harita Nikel mulai membangun smelter RKEF pertama yakni Mixed Sulphide Precipitate (MSP), dengan 4 lini produksi.
Kemudian berlanjut pada tahun 2016, di mana perusahaan melakukan produksi perdana feronikel sebagai produk hilir dari nikel saprolit, sebanyak 25.000 ton per tahun, diikuti oleh PT Halmahera Jaya Produks (HJF) pada tahun 2022, dengan 8 lini produksi 95.000 ton Ni per tahun.
Smelter ketiga, adalah milik PT Karunia Permai Sentosa (KPS), dalam tahap pertama konstruksi, dengan 4 lini produksi 60.000 ton Ni tahun.
“Jadi total kapasitas 12 lini produksi feronikel itu 185.000 ton per tahun,” ungkap Corporate Communications Superintendent Harita Nickel, Joseph Sinaga saat kunjungan media di Pulau Obi area tambang dan smelter terintegrasi, Jumat (13/6).
Dalam bahan presentasi tersebut Harita Nikel mencatat bahwa dari hasil produksi feronikel per tahun itu, pada tahun 2024 terdapat pertumbuhan 25% volume penjualan feronikel secara year on year (yoy) menjadi 126.344 ton dari yang sebelumnya 100.891 ton per tahun.
Joseph menyampaikan bahwa Harita Nickel mengikuti aturan pemerintah untuk tidak ekspor bijih nikel dan mulai membangun smelter di Pulau Obi.
“Kami membangun smelter feronikel tahun 2016 dengan teknologi smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF),” terang Joseph.
Saat ini untuk IUP lama hanya akan bertahan 4 tahun lagi, untuk itu kata Joseph, perusahaan juga sudah melakukan produksi untuk tambang baru di PT GTS, selain itu juga perusahaan juga memiliki IUP lain PT KTS, PT CKS, dan PT BJM. Dengan IUP baru ini bisa lebih dari 50 tahun bisa ditambang.
Nantinya, tambang yang saat ini yang sudah akan habis 4 tahun lagi akan dijadikan kawasan industri nikel saja, ungkap dia.
Joseph juga bilang, pihaknya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total kapasitas 1.200 Megawatt (MW) atau 1,2 GW.
“Kami juga akan membangun PLTS Rooftop dengan total kapasitas 300 MW. Saat ini baru feasibility study untuk 40 MW, nanti akan dipasang di atap pabrik-pabrik smelter kami,” ungkap dia.
Sebagai informasi tambahan, pada tahun 2010, Harita Nickel mulai melakukan kegiatan penambangan nikel di Pulau Obi melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) oleh PT Trimegah Bangun Persada Tbk dan pada tahun 2020, Pulau Obi menjadi proyek strategis nasional sebagai Kawasan Industri Obi.
Selanjutnya: Promo Es Krim Magnum di Klik Indomaret, Beli 2 Harga Spesial Berakhir Hari Ini
Menarik Dibaca: Jangan Campurkan 4 Kandungan Skincare Ini dengan Sulfur, AHA Termasuk!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News