wmhg.org – JAKARTA. Dua raksasa smelter nikel di Indonesia, yaitu Tsingshan Holding Group yang digerakan melalui PT Tsingshan Steel Indonesia dan PT Gunbuster Nickel Industry (GNI), yang merupakan bagian dari Jiangsu Delong Nickel Industry Co memutuskan memangkas kapasitas produksi smelter.Â
Berdasarkan data dari Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), Tsingshan pada Januari 2025 masih melakukan pemurnian terhadap 150-160 ribu ton bijih nikel berkadar tinggi atau saprolite.
Namun, dalam waktu kurang dari enam bulan, smelter dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) itu memangkas produksi sebesar 50%. Pada Juni 2025, kapasitas produksi smelter hanya diangka 80 ribu ton.
Penurunan kapasitas produksi lebih besar dialami oleh PT GNI. Sebelumnya, pada Februari 2025 GNI telah diterpa kabar akan menutup total smelter mereka yang tertelak di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Selanjutnya: Presiden Prabowo Pimpin Rapat Terbatas Pembentukan Tanggul Laut di Pulau Jawa
Menarik Dibaca: Cegah Depresi, Ini 4 Manfaat Bersih-Bersih Rumah untuk Kesehatan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News