wmhg.org – JAKARTA. Pemerintah Indonesia siap bertolak ke Amerika Serikat (AS) paling lambat pada 17 April 2025, untuk melakukan negosiasi terkait kebijakan tarif resiprokal sebesar 32% yang dikenakan terhadap produk Indonesia. Kebijakan ini akan berlaku pada 9 April 2025.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan, perwakilan Indonesia yang akan bertolak ke AS di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Luar Negeri.
“Nah, tim yang akan berangkat minggu depan ini juga tentunya membawa menu-menu negosiasi yang kita siapkan. Tadi kan Pak Menko sudah menyampaikan bahwa kita memilih jalur negosiasi, jalur diplomasi, bukan jalur retaliasi. Jadi opsi-opsi buffer itu belum dijajaki sama Pak Menko,” tutur Febrio kepada awak media, Senin (7/4).
Ia menambahkan, pekan depan pemerintah akan membawa menu-menu negosiasi yang akan ditawarkan oleh AS agar mendapat relaksasi dari tarif impor yang diberikan.
Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyampaikan, pemerintah akan bertolak ke AS untuk melakukan negosiasi paling lambat pada 17 April 2025.
“Akan bertolak ke AS paling lambat 17 April 2025,” ungkapnya.
Adapun sejumlah kebijakan yang akan dinegosiasikan dengan AS di antaranya, pertama, deregulasi non-tariff measures (NTMs) melalui relaksasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor Information and Communication Technologies (ICT) dari AS (GE, Apple, Oracle, dan Microsoft), serta melakukan evaluasi larangan dan pembatasan (lartas), percepatan Halal, dan lainnya.
Kedua, meningkatkan impor dan investasi dari AS, salah satunya pembelian migas oleh Pertamina dan lainnya.
Ketiga, menyiapkan insentif fiskal dan non-fiskal di antaranya penurunan bea masuk, PPh impor, dan PPN impor), untuk mendorong impor dari AS dan menjaga daya saing ekspor ke AS.