Baca 10 detik
Ada lonjakan signifikan soal pengaduan masyarakat terhadap produk berita ke Dewan Pers dalam beberapa tahun terakhir.
Fenomena ini terjadi seiring dengan pesatnya penggunaan AI di industri media.
Niken menekankan bahwa produk jurnalistik yang baik harus menerapkan prinsip cover both sides.
wmhg.org – Dewan Pers mengungkapkan adanya lonjakan signifikan dalam jumlah pengaduan masyarakat terhadap produk berita dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini terjadi seiring dengan pesatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di industri media, yang memunculkan tantangan baru terhadap akurasi dan etika jurnalistik.
Ketua Komisi Kemitraan, Hubungan Antar Lembaga, dan Infrastruktur Dewan Pers, Rosarita Niken Widiastuti, memaparkan data peningkatan pengaduan dari tahun ke tahun.
Di era AI itu ternyata juga di Dewan Pers mendapatkan pengaduan yang banyak. Setiap tahun meningkat, ungkap Niken dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Data yang disajikan menunjukkan tren yang mengkhawatirkan:
2022: 691 kasus pengaduan.2023: Naik menjadi 813 kasus.2024: Turun sedikit menjadi 678 kasus.2025: Baru sampai Juli, sudah ada 625 kasus.
Meskipun Dewan Pers belum menganalisis secara spesifik apakah lonjakan ini disebabkan langsung oleh berita yang dibuat menggunakan AI, Niken menyebut korelasi ini menjadi perhatian serius.
AI: Pedang Bermata Dua bagi Jurnalisme
Niken menjelaskan, di satu sisi, AI dapat membawa kemajuan dalam efisiensi kerja redaksi, seperti membantu analisis data besar, produksi berita otomatis, dan verifikasi fakta. Namun di sisi lain, AI juga menciptakan berbagai persoalan baru.
Di sisi lain juga menciptakan permasalahan terkait dengan hoaks, pelanggaran privasi, dan kurangnya verifikasi informasi, ujarnya.
Ia menekankan bahwa produk jurnalistik yang baik harus menerapkan prinsip keberimbangan (cover both sides). Namun, kehadiran AI yang mempermudah otomatisasi terkadang justru membuat aspek verifikasi dan kedalaman analisis terabaikan.
Oleh karena itu, Dewan Pers mendorong agar media dan jurnalis terus meningkatkan literasi digital dan pemahaman etika dalam memanfaatkan teknologi AI. Niken menegaskan pentingnya menjaga prinsip-prinsip dasar jurnalistik agar kecepatan dan kecanggihan teknologi tidak mengorbankan akurasi serta kepercayaan publik terhadap media.