wmhg.org – JAKARTA. Menjelang Lebaran 2025, impor konsumsi justru menurun pada Februari 2025.
Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti mencatat, impor konsumsi mencapai US4 1,47 miliar pada Februari 2025, atau turun dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 1,64 miliar.
“Impor konsumsi ini turun 10,61% month to month (mtm) pada Februari 2025, sedangkan secara tahunan turun 21,05% year on year (yoy),” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin (17/3).
Amalia menyebut, penurunan impor barang konsumsi sebesar 10,61% mtm dipengaruhi oleh penurunan impor boneless meat of bovine animals yang frozen (daging sapi tanpa tulang), yang nilai impornya turun US$ 43,5 juta menjadi US$ 14,8 juta dibandingkan bulan lalu.
Selanjutnya, penurunan impor juga terjadi pada beras setengah giling atau giling utuh (beras) yang nilai impornya turun US$ 37 juta menjadi US$ 0,0 juta dibandingkan bulan sebelumnya.
Kemudian, jeruk mandarin (termasuk jeruk keprok dan jeruk satsuma) segar atau kering, dengan nilai impor mencapai US$ 15,7 juta atau turun US$ 29,2 juta dari bulan sebelumnya.
Buah apel segar nilai impornya mencapai US$ 13,2 juta atau turun 17,9 juta dari bulan sebelumnya. Terakhir, cabai capsicum (kering, tidak dihancurkan, atau giling), dengan nilai impor mencapai US$ 0,4 juta, atau turun US$ 16 juta dari bulan sebelumnya.
Bila dikelompokkan, impor konsumsi turun disebabkan, menurunnya impor buah-buahan sebesar 34,72% mtm namun meningkat secara tahunan sebesar 29,03% yoy.
Selanjutnya, daging hewan turun 64,55% mtm, namun meningkat 357,53% yoy. Terakhir serealia turun 99,96% mtm, atau turun 100% yoy.
Secara keseluruhan kinerja impor Indonesia pada Februari 2025 tumbuh positif mencapai US$ 18,86 miliar atau tumbuh 5,18% mtm, dan tumbuh 2,30% yoy.
Impor ini meningkat dipengaruhi impor bahan baku penolong mencapai SU$ 13,94 miliar atau naik 7,44% mtm, dan impor barang modal mencapai US$ 3,45 miliar atau naik 4,13% mtm.
