wmhg.org – Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi memang belum nampak terlihat berlebaran dengan Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun komunikasi informal disebut masih terjadi meski hubungan tak membaik.
Hal itu disampaikan oleh analis politik dari Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Kristian Widya Wicaksono.
Ia mengatakan, memang terlihat ketegangan antara keluarga Jokowi dgn PDIP belum 100 persen mereda. Hal ini tentunya wajar saja karena ada cerita panjang dibaliknya.
Menurutnya, perlakuan PDIP terhadap keluarga Jokowi menjelang Pemilu 2024 yang lalu sudah pasti menyisakan kekecewaan bagi Jokowi dan keluarga. Manuver politik yang dilakukan Jokowi juga bisa dikatakan cukup meninggalkan kesan tidak simpatik bagi PDIP.
Namun, bukan berarti hal ini menandakan bahwa tidak ada komunikasi politik sama sekali antara PDIP dengan Jokowi, kata Kristian kepada wmhg.org, Jumat (4/4/2025).
Ia mengatakan, komunikasi informal Jokowi dengan PDIP tetap berjalan lewat Ketua DPP PDIP yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani.
Ingatan publik tentunya masih segar manakala ada acara buka puasa bersama Partai Nasdem yang dihadiri Jokowi dan Puan Maharani. Bahkan ditengarai pertemuan inilah yang menjadi penanda kesepakatan revisi Undang-undang TNI, katanya.
Artinya, kata dia, secara institusional memang tidak terjadi komunikasi formal antara PDIP dan Jokowi seperti yang terlihat belakangan ini. Namun, secara informal perseorangan memang terjadi lobi-lobi politik terutama untuk rancangan undang-undang yang krusial dan strategis.
Untuk itu kesimpulannya, politik tidak semata-mata masalah menang dan kalah dalam kontestasi pemilu karena itu hanya menegaskan dominasi saja.
Ada hal yang juga penting dibalik itu yakni taktik yang efektif untuk memastikan bahwa kepentingan politik tetap dapat diakomodir dan tidak dipinggirkan, pungkasnya.