wmhg.org – JAKARTA. Tahun ini, surplus perdagangan China diperkirakan akan mencapai rekor baru, hampir mencapai US$1 triliun jika tren pertumbuhan ekspor yang tinggi berlanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, dalam sepuluh bulan pertama tahun ini, surplus perdagangan barang China mencapai US$785 miliar, naik hampir 16% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Perbedaan antara ekspor dan impor ini menunjukkan bahwa perekonomian China semakin bergantung pada sektor ekspor untuk mendorong pertumbuhan di tengah lemahnya permintaan domestik, yang baru-baru ini coba diperbaiki oleh pemerintah China melalui stimulus ekonomi.
Menurut Brad Setser, seorang peneliti senior di Council on Foreign Relations, meskipun harga ekspor China mengalami penurunan, volume ekspor tetap meningkat tajam. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian China kembali bertumpu pada ekspor untuk memacu pertumbuhan.
Hal ini memperburuk ketidakseimbangan global yang dapat memicu reaksi ekonomi lebih lanjut dari negara-negara mitra dagang.
Potensi Perang Mata Uang
Kemungkinan perang mata uang juga semakin besar, dengan India menyatakan kesiapan untuk membiarkan nilai rupee melemah jika China menurunkan nilai yuan untuk melawan tarif AS.
Pelemahan yuan akan membuat harga barang-barang China lebih murah di pasar internasional, yang berpotensi meningkatkan surplus perdagangan China dengan negara-negara seperti India, di mana surplus telah mencapai US$85 miliar, meningkat 3% dibandingkan tahun sebelumnya dan lebih dari dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu.