wmhg.org – JAKARTA. Pada hari Jumat, S&P 500 berhasil mengakhiri sesi perdagangan dengan kenaikan, meskipun tidak banyak berubah secara mingguan setelah berhasil memulihkan hampir seluruh kerugiannya sejak penurunan tajam pada hari Senin.
Penurunan awal minggu tersebut dipicu oleh kekhawatiran akan resesi dan pembalikan posisi perdagangan carry trade yang didanai yen Jepang secara global. Kinerja sektor teknologi memberikan dorongan terbesar bagi S&P 500, sementara Cboe Volatility Index atau fear gauge Wall Street, mengalami penurunan setelah melonjak pada awal minggu.
Dampak Data Tenaga Kerja dan Kebijakan Fed
Penurunan besar pada hari Senin terjadi setelah aksi jual tajam minggu sebelumnya, yang disebabkan oleh laporan pekerjaan bulan Juli yang lebih lemah dari yang diharapkan.
Laporan ini memicu kekhawatiran resesi di kalangan investor, yang mulai menarik posisi perdagangan mata uang carry trade yang melibatkan yen Jepang. Menurut Robert Phipps, Direktur di Per Stirling Capital Management di Austin, Texas, Investor sedang mencari tanda-tanda dasar pasar.
Pada hari Kamis, para pembuat kebijakan Federal Reserve menyatakan keyakinan bahwa inflasi cukup terkendali untuk memungkinkan pemotongan suku bunga di masa mendatang. Mereka juga menyatakan bahwa keputusan terkait besaran dan waktu pemotongan suku bunga akan didasarkan pada data ekonomi yang masuk.
Selain itu, Expedia (EXPE.O) juga mengalami kenaikan sebesar 10,2% setelah perusahaan agen perjalanan online ini melampaui ekspektasi analis untuk laba kuartal kedua.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,13 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,59 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Di NYSE, jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,39 banding 1; sementara di Nasdaq, rasio 1,14 banding 1 lebih menguntungkan saham-saham yang turun. S&P 500 mencatat 15 titik tertinggi baru selama 52 minggu terakhir dan 3 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat 52 titik tertinggi baru dan 159 titik terendah baru.