Suku Bunga Bank Sentral Global Dipangkas, Emas Diproyeksi Bersinar Tahun Depan

wmhg.org – JAKARTA. Harga emas melonjak signifikan di tahun 2024. Logam kuning ini diproyeksi tetap bersinar tahun depan seiring prospek pelonggaran moneter bank sentral global.

Pengamat komoditas dan Founder Traderindo.com. Wahyu Tribowo Laksono melihat, emas saat ini wajar terkoreksi seiring kuatnya dolar AS yang didukung kebijakan Fed. Namun, dengan rilis data inflasi PCE AS yang lemah, emas sedikit membalikkan keadaan.

PCE merupakan data inflasi preferensi utama The Fed yang sangat menentukan outlook atau dot plot suku bunga Fed. Data terbaru menunjukkan inflasi PCE AS terpantau sebesar 2,4% pada November, lebih rendah daripada estimasi 2,5%. Secara bulanan, PCE AS hanya naik 0,1%.

Selain faktor fundamental ekonomi moneter AS, perlu dipertimbangkan juga faktor Trump dan potensi konflik multilateral/unilateral, serta kawasan dan  geopolitik secara umum. Kebijakan Trump berpotensi memicu volatilitas dan bisa menguntungkan emas.

Oleh karena itu, Wahyu memandang bahwa potensi pelonggaran moneter masih cukup potensial setidaknya di semester I-2025. Sedangkan, periode semester kedua masih sulit diantisipasi karena bisa jadi inflasi kembali mengancam dan pelonggaran moneter bisa berubah jadi netral, bahkan tidak mustahil suku bunga bisa berbalik naik.

Dia menyebutkan, emas global masih potensial menguat didukung oleh outlook Fed yang akan cenderung melakukan pelonggaran. Tak hanya dari bank sentral AS, emas juga akan didukung tren pelonggaran moneter kawasan Eropa.

Stimulus moneter luar biasa China demi menggenjot perekonomiannya juga positif bagi emas. Potensi krisis geopolitik antara Rusia-Ukraina, Israel-Palestina dan ketegangan Iran turut menyilaukan emas sebagai aset safe haven.

‘’Potensi kebijakan agresif Trump juga bisa memicu ketidakpastian dan volatilitas harga,’’ tutur Wahyu, Senin (30/12)

Wahyu berujar, emas antam juga potensial untuk dibeli apalagi saat harga tengah melemah. Sebab, harga emas antam dalam jangka waktu yang lebih panjang terbukti cenderung lebih baik daripada emas global.

Emas antam menarik karena layaknya dua mata pisau. Jika dolar AS melemah, jelas emas Antam bisa naik seiring kenaikan emas global. Namun jika dollar menguat dan emas global melemah, emas antam bisa naik karena Rupiah melemah dan emas antam menjadi hedge nilai tukar rupiah terhadap dolar.

‘’Kecenderungannya, emas antam selalu naik tiap tahun, bahkan biasa naik ke rekor baru per tahunnya,’’ sebut Wahyu.

Adapun harga emas global terpantau naik sekitar 25% year to date (ytd) berada di posisi US$2.606 per ons troi berdasarkan data Bloomberg, Selasa (31/12). Emas tahun ini berhasil mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa alias All Time High (ATH) di level US$2.786,19 pada 30 Oktober 2024.

Kenaikan harga emas global pun telah berefek positif bagi pergerakan harga emas Antam. Bahkan, kenaikan harga emas Antam di sepanjang tahun ini melampaui kenaikan harga emas global yang sebesar 34% ytd pada posisi Rp 1,51 juta per gram, per Selasa (31/12).

Wahyu mengatakan, investor dapat membeli emas antam saat harga turun. Biasanya logam mulia ini ramai dibeli saat dolar naik yang beriringan dengan pelemahan rupiah. Emas antam juga ramai diborong menjelang hari raya.

Menurut Wahyu, harga emas Antam dalam jangka pendek dapat konsolidasi di kisaran Rp 1,5 juta per gram. Dalam jangka menengah, emas antam berpotensi di kisaran Rp 1,4 juta – Rp 1,6 juta per gram. Untuk target tahun 2025, harga emas antam diproyeksi mencapai Rp 1,7 juta per gram.

Sementara itu, harga emas global potensial mencapai level US$ 2.000 – US$ 3.400 per ons troi di 2025. Kisaran konsolidasi harga emas global diperkirakan pada kisaran US$ 2.500 – US$ 2.800 per ons troi.

Wahyu menuturkan bahwa risiko negatif yang perlu diantisipasi adalah pertemuan FOMC The Fed berikutnya di 2025. Arah suku bunga bakal semakin jelas dengan dukungan data terbaru terkait pasar tenaga kerja dan inflasi AS.