wmhg.org – Bursa saham Australia melemah pada Kamis (27/3), menghentikan reli lima hari berturut-turut, setelah kebijakan tarif baru dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu aksi jual di pasar global.
Indeks S&P/ASX 200 ditutup turun 0,4% ke level 7.969 poin, setelah sebelumnya mencatat kenaikan 2,2% dalam lima sesi perdagangan terakhir.
Pasar saham global mengalami tekanan setelah Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor mobil dan truk ringan, yang akan mulai berlaku pada 3 April.
Keputusan ini mengejutkan investor karena muncul di tengah ekspektasi bahwa retorika perdagangan AS akan lebih moderat.
Menurut Tony Sycamore, analis pasar di IG, meskipun pengumuman tarif ini tidak mengejutkan, waktunya cukup tak terduga dan mengganggu tren pasar yang sebelumnya lebih tenang.
Di bursa Australia, saham sektor properti menjadi yang paling terdampak, turun 2,2%. Perusahaan properti dan logistik, Goodman Group, anjlok 4%.
Sektor keuangan melemah tipis 0,1%, dengan saham bank terbesar Australia, Commonwealth Bank, turun 0,1%.
Reaksi awal terhadap pengumuman tarif otomotif ini menjadi alasan bagi investor untuk melakukan aksi ambil untung di sektor perbankan menjelang perdagangan hari Jumat, kata Junvum Kim, Senior Sales Trader Asia Pasifik di Saxo Markets.
Saham teknologi juga mengikuti tren pelemahan indeks Nasdaq di AS, turun 2,1%. Saham operator pusat data NEXTDC anjlok 6,5%, sementara perusahaan perangkat lunak WiseTech Global turun 2%.
Sektor konsumsi turun 1,1%, sedangkan saham kesehatan melemah 0,6%.
Di sisi lain, saham pertambangan masih mampu naik 0,2%. Saham emas dan energi menguat masing-masing 0,7% dan 1% berkat kenaikan harga komoditas.
Sementara itu, indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru juga ditutup melemah 0,2% ke level 12.305,79 poin.