Jakarta – Memasuki usia ke-80 tahun kemerdekaan, Indonesia mencatat kemajuan pesat di sektor finansial, didorong oleh percepatan digitalisasi. Inovasi fintech, bank digital, peningkatan inklusi keuangan, hingga pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi motor penggerak perekonomian.
Meski begitu, tantangan besar masih membayangi. Dari total 64 juta UMKM, baru sekitar 26% yang telah beralih ke platform digital, sementara lebih dari 30 juta belum memiliki akses ke layanan perbankan, menurut data Komdigi.
Baca Juga
-
Superbank Raih Laba Bersih Rp 20,1 Miliar, Layani 4 Juta Nasabah
-
Superbank Buka Lowongan Kerja Buat Isi Posisi Audit, Minat?
Chief Financial Officer Superbank Melisa Hendrawati menjelaskan, data dari Komdigi ini relevan dengan pengalaman Bu Efa, mitra GrabMerchant dari Jakarta yang mengelola usaha rumahan Mie Aceh.
Usahanya semakin dikenal dan permintaan meningkat, tetapi sulit berkembang karena tak bisa mengakses pinjaman bank—tidak ada jaminan, tidak ada riwayat kredit. Yang ia punya hanya semangat dan kerja keras,” ujar dia dalam keynote di AWS Summit Jakarta 2025 dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (14/8/2025).
“Bu Efa hanyalah satu dari jutaan pelaku usaha kecil yang belum terjangkau layanan perbankan penuh. Mereka adalah potensi besar yang sering terlewatkan. Untuk merekalah kami membangun Superbank—bank digital yang dirancang memperluas akses keuangan dan pembiayaan inklusif melalui teknologi,” tambahnya.