Jakarta – Harga emas dunia kembali mencatatkan penguatan signifikan pada awal pekan ini. Berdasarkan data perdagangan di pasar Asia-Oceania, harga emas sempat menembus level tertinggi di USD 4.060 per troy ons, sebelum terkoreksi tipis ke posisi USD 4.047 per troy ons.
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi, pergerakan harga emas masih berada dalam tren naik seiring meningkatnya permintaan terhadap aset aman di tengah ketidakpastian global.
BACA JUGA:Ancang-Ancang Reli Saham dan Emas Jelang Putusan The Fed
BACA JUGA:Harga Emas Antam Cetak Rekor Lagi, Sekarang Tembus Rp 2.360.000 per Gram
BACA JUGA:Harga Emas Pegadaian 14 Oktober 2025 Melonjak, Ada yang Tembus Rp 2.565.000 per Gram
Baca Juga
-
Emas Vs Bitcoin: Saat Pasar Tak Lagi Percaya Dolar
-
Impor Emas Kian Tinggi, Menteri Bahlil Buka Opsi Kebijakan DMO Emas untuk Amankan Pasokan Antam
-
Harga Emas Perhiasan Hari Ini 14 Oktober 2025: Cek Rincian di Laku Emas dan Raja Emas!
Ibrahim menyebutkan bahwa level support emas berada di USD 3.999, sementara resisten diperkirakan menuju USD 4.100. Artinya, secara teknikal peluang kenaikan harga masih terbuka lebar.
Ia menilai pelaku pasar memilih berhati-hati sambil menunggu arah kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang belum menunjukkan kepastian.
Ada kemungkinan besar bahwa harga emas kalau seandainya terkoreksi itu di level USD 3.999 itu support-nya. Kemudian resistenya kemungkinan akan menuju level di USD 4.100, kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (14/10/2025).
Kenaikan harga ini terjadi meski pasar utama seperti AS dan Jepang tengah libur nasional. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan emas lebih didorong oleh faktor fundamental global dibandingkan aktivitas transaksi jangka pendek.
Menurut Ibrahim, penguatan ini juga menjadi sinyal bahwa investor global mulai kembali ke aset lindung nilai setelah melihat risiko geopolitik dan ekonomi yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir.